Selasa, 02 Agustus 2016

Asuhan Kebidanan Dalam Proses Manajemen Kebidan


ASUHAN KEBIDANAN DALAM PROSES MANAJEMEN KEBIDANAN

Proses manajemen kebidanan kebidanan sebenarnya sudah dilakukan sejak orang mulai melakukan pertolongan persalinan. Tentu pertolongan yang diberikan pada masa tersebut hanya berdasarkan pengalaman mereka sendiri, namun waktu tanpa referensi mereka mampu juga memberikan pelayanan yang untuk menyelamatkan ibu dan bayinya.

IPTEK membuat kita, bidan maupun penerima jasa pelayanan bidan yaitu ibu-ibu yang hamil dan melahirkan semakin kritis terhadap mutu pelayanan. Dengan demikian pelayanan yang diberikan sudah selayaknya berdasarkan teori yang dapat dipertanggung jawabkan. Salah satu manajemen yang dikenal dalam praktik kebidanan adalah manajemen kebidanan menurut Varney (1997). Teori ini menjelaskan bahwa prinsip manajemen kebidanan dengan penyelesaian masalah.

Pada tahun 1981 Varney menjelaskan ada 5 langkah yang digunakan dalam proses manajemen. Varney kemudian menyempurnakan proses manajemen kebidanan menjadi 7 langkah. Ia menambahkan langkah ke III agar bidan lebih kritis mengantisipasi diagnose atau masalah yang kemungkinan dapat terjadi pada kliennya.

Varney (1997) juga menambahkan langkah ke iv dimana bidan diharapkan dapat menggunakan kemampuannya untuk melakukan deteksi dini dalam proses manajemen sehingga bila klien membutuhkan tindakan segera atau kolaborasi, konsultasi bahkan dirujuk segera dapat dilaksanakan. Proses manajemen kebidanan ini ditulis oleh Varney berdasarkan proses Manajemen Kebidanan American Collegeof Nurse Midwife yang pada dasar pemikirannya sama dengan proses manajemen menurut Varney.

Prinsip Proses Manajemen Kebidanan Menurut ACNM (1999)

Proses manajamen kebidanan sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh American College of Nurse Midwife terdiri dari :

Secara sistimatis mengumpulkan dan memperbaharui data yang lengkap dan relevan dengan melakukan pengkajian yang komprehensif terhadap kesehatan setiap klien, termasuk mengumpulkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.
Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnose berdasarkan interpretasi data dasar.
Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam menyelesaikan masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan bersama klien.
Memberikan informasi dan support sehingga klien dapat membuat keputusan dan bertanggung jawab terhadap kesehatannya.
Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien.
Secara pribadi bertanggung jawab terhadap implementasi rencana individual.
Melakukan konsultasi, perencanaan dan melaksanakan manajemen dengan berkolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan asuhan selanjutnya.
Merencanakan manajemen terhadap komplikasi tertentu, dalam situasi darurat dan bila ada penyimpangan dari keadaan normal.
Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatan dan merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan.

Proses Manajemen menurut Helen Varney (1997)

Varney (1997) menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah. Proses ini memperkenalkan sebuah metode dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan. Proses ini menguraikan bagaimana perilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan. Proses manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan saja melainkan juga perilaku pada setiap langkah agar pelayanan yang comprehensive dan aman dapat tercapai. Dengan demikian proses manajemen harus mengikuti urutan yang logis dan memberikan pengertian yang menyatukan pengetahuan. Hasil temuan, dan penilaian yang terpisah-pisah menjadi satu kesatuan yang berfokus pada manajemen klien.

Proses manajemen terdiri dari 7 (tujuh) langkah yang berurutan dimana setiap langkah sempurnakan secara periodic. Proses dimulai dengan pengumpulan data dasar yang berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi, setiap langkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan ini bisa berubah sesuai dengan kebutuhan klien.

Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut :

Langkah I (pertama) : Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap yaitu :

Riwayat kesehatan
Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya
Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi

Langkah II (kedua) : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnose dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di Interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.

Langkah III (ketiga) : Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnose/masalah potensial ini benar-benar terjadi.

Langkah IV (empat) : Identifikasi Kebutuhan yang memerlukan penanganan segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.

Langkah V (kelima) : Merencanakan Asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.

Langkah VI (keenam) : Melaksanakan Perencanaan
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya: memastikan agar langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter, untuk menangani klien yang mengalami komplikasi.

Langkah VII (terakhir) : Evaluasi
Pada langkah ke VII ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Pages

Blog Archive

Translate

Text Widget

Copyright © ILMU KESEHATAN | Powered by Blogger Design by PWT | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com