Sabtu, 30 Juli 2016

Pengertian Distosia Bahu (Komplikasi dan Penyulit Persalinan)


DISTOSIA BAHU

A. PENGERTIAN

Distosia bahu adalah tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan.
Kegagalan persalinan bahu setelah kepala lahir, dengan mencoba salah satu metode persalinan bahu. Distosia bahu merupakan kegawat daruratan obstetri karena terbatasnya waktu persalinan, terjadi trauma janin dan komplikasi pada ibunya.

B. ETIOLOGI

1.      Janin besar
2.      Diabetes maternal
3.      Kehamilan lewat waktu
4.      Riwayat obstetri bayi besar
5.      Obesitas maternal
6.      Disproporsi sefalopelvi
7.      Kala II memanjang

C. DIAGNOSIS

Diagnosis hanya dapat dibuat jika kepala telah lahir. Kemudian akan timbul gejal-gejala :

  1. Jelas tampak kepala mundur kembali kearah perinium.
  2. Jarang terjadi resusitasi spontan. Oleh karena tambahan vulua, kepala agaknya tidak mampu bergerak.
  3. Kesulitan biasanya disadari ketika tarikan dari bawah dan dorongan dari atas tidak berhasil melahirkan bayi.
  4. Dilakukan pemeriksaan vaginal untuk mengesampingkan kemungkinan penyebab kesulitan yang lain.


D. KOMPLIKASI

Pada Janin akan mengakibatkan gangguan pada fungsi jantung dan aliran darah ke intracranial sehingga daat mengakibatkan kematian pada saat intrapartum atau masa neonatal.


  • Komplikasi lain pada janin mengakibatkan paralisis plexus brachials dan fraktur clavikula.
  • Sedangkan pada ibu, akan mengakibatkan robekan pada vagina yang luas.



E. SYARAT UNTUK DILAKUKAN PERSALINAN PERVAGINAM


  1. Kondisi vital ibu cukup memadai sehingga dapat bekerja sama untuk menyelesaikan persalinan.
  2. Masih memiliki kemampuan untuk mengeden.
  3. Jalan lahir dan pintu bawah panggul memadai untuk akomodasi bayi.
  4. Bayi masih hidup atau diharapkan dapat bertahan hidup.
  5. Bukan monsterum / kelainan kongenital yang menghalangi keluarnya bayi.


F. PENANGANAN DISTOSIA BAHU

1. Membuat episiotomi yang cukup luas untuk mengurangi obstruksi jaringan lunak
    dan memberi ruangan yang cukup untuk tindakan.

2. Meminta ibu untuk menekuk kedua tungkainya dan mendekatkan lututnya
    sejauh mungkin ke arah dadanya dalam posisi ibu berbaring terlentang. Meminta
    bantuan 2 asisten untuk menekan fleksi kedua lutut ibu ke arah dada.

3. Dengan memakai sarung tangan yang telah didisinfeksi tingkat tinggi :
  • Melakukan tarikan yang kuat dan terus-menerus ke arah bawah pada kepala

janin untuk menggerakkan bahu depan dibawah simfisis pubis.

Catatan : hindari tarikan yang berlebihan pada kepala yang dapat
mengakibatkan trauma pada fleksus brakhialis.
  • Meminta seorang asisten untuk melakukan tekanan secara simultan ke arah

bawah pada daerah suprapubis untuk membantu persalinan bahu.

Catatan : jangan menekan fundus karena dapat mempengaruhi bahu lebih
lanjut dan dapat mengakibatkan ruptur uteri.

4. Jika bahu masih belum dapat dilahirkan :
  • Pakailah sarung tangan yang telah didisinfeksi tingkat tinggi,masukkan tangan ke dalam vagina.
  • Lakukan penekanan pada bahu yang terletak di depan dengan arah sternum bayi untuk memutar bahu dan mengecilkan diameter bahu.
  • Jika diperlukan, lakukan penekanan pada bahu belakang sesuai dengan arah sternum.

5. Jika bahu masih belum dapat dilahirkan :
  • Masukkan tangan ke dalam vagina.
  • Raih humerus dari lengan belakang dan dengan menjaga lengan tetap fleksi

pada siku, gerakkan lengan ke arah dada. Ini akan memberikan ruangan
untuk bahu depan agar dapat bergerak dibawah simfisis pubis.

6. Jika semua tindakan di atas tetap tidak dapat melahirkan bahu, pilihan lain :
  • Patahkan klavikula untuk mengurangi lebar bahu dan bebaskan bahu depan.
  • Lakukan tarikan dengan mengait ketiak untuk mengeluarkan lengan belakang.


METODE PERSALINAN DISTOSIA BAHU
  1. Manuver Mc. Roberts :

  • Posisi Walcher

Hiperfleksi kaki kearah perut sehingga terjadi pelebaran jalan lahir dan mengubah sudut inklinasi dari 25 derajat menjadi 10 derajat.
  • Kepala janin tarik curam kebawak sehingga memudahkan persalinan bahu depan

2.      Manuver Hibbard dan Resnick
  • Lakukan episiotomi luas untuk melebarkan jalan lahir
  • Kepala ditarik curam kebawah, sehingga bahu depan lebih mudah masuk PAP
  • Tekan bahu depan diatas simfisis, sehingga dapat masuk PAP

3.      Manuver Woods Cork Screw
  1. Fundus uteri didorong kebawah sehingga lebih menekan bagian terendah janin, untuk masuk PAP.
  2. Bahu belakang diputar menjadi bahu depan sehingga secara spontan lahir.

4.      Manuver Schwartz Dixon
  • Dilakukan persalinan tangan belakang sehingga volume bahu mengecil.
  • Selanjutnya persalina bahu dapat dilakukan.

5.      Manuver Zevanelli
  • Kepala janin sudah berada diluar, dimasukkan kembali kedalam vagina
  • Diikuti dengan persalinan seksio sesarea
  • Bahaya besar karena akan terjadi ekstensi luka operasi di SBR dan menimbulkan trauma jalan lahir lebih besar.

6.      Teknik Kleidotomi
  1. Dilakukan pemotongan tulang klavikula bawah sehingga volume bahu mengecil dan selanjutnya persalinan dapat berlangsung.
  2. Bila diperlukan dapat dilakukan pemotongan tulang klavikula depan.

7.      Simfisiotomi

Untuk melebarkan jalan lahir sehingga bahu dapat lahir.
Komplikasi simfiotomi :
  • Ketidaknyamanan yang berkepanjangan dan nyeri
  • Ruptura vesika urinaria

SUMBER
http://pramijayanti.wordpress.com/2012/10/03/persalinan-dengan-distosia-bahu-2/
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/distosia-bahu/
http://aribubun.blogspot.co.id/2013/05/distosia-bahu.html

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Pages

Blog Archive

Translate

Text Widget

Copyright © ILMU KESEHATAN | Powered by Blogger Design by PWT | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com