PENDIDIKAN KESEHATAN DAN KESEHATAN GIGI
Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan atau aplikasi konsep pendidikan dan konsep sehat. Konsep sehat adalah konsep seorang dalam keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosialnya serta bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahannya.
Adapun konsep pendidikan kesehatan adalah proses belajar mengajar pada individu atau kelompok masyarakat tentang nilai – nilai kesehatan sehingga mereka mampu mengatasi masalah kesehatan.
Pendidikan kesehatan adalah suatu proses belajar yang timbul karena adanya kebutuhan akan kesehatan, dijalankan dengan pengetahuan mengenai kesehatan dan yang menimbulkan aktivitas perorangan dan masyarakat dengan tujuan menghasilkan kesehatan yang baik.
Beberapa pengertian pendidikan kesehatan yang dikutip oleh Tarsilah (1978) antara lain:
Menurut Tiglao, pendidikan kesehatan “bukan sekedar” memberitahukan kepada orang- orang bagaimana caranya untuk mempertinggi kesehatan tetapi mereka seharusnya menciptakan sesuatu keadaan untuk mendapatkan kesempatan untuk belajar, ‘dengan dan untuk” mereka sendiri. Akibatnya mereka dapat mengubah cara hidup yang kurang baik untuk kesehatan pribadinya untuk masyarakat dengan cara hidup sehat.
Nyswander mengatakan bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan manusia yang ada hubungannya dengan tercapainya tujuan kesehatan perorangan dan masyarakat. Pendidikan kesehatan bukanlah sesuatu yang dapat diberikan oleh seseorang kepada orang lain dan bukan pula suatu rangkaian tata laksana yang akan dilaksanakan ataupun hasil yang akan dicapai, melainkan suatu proses perkembangan yang selalu berubah secara dinamis yang di dalamnya seseorang dapat menerima atau menolak keterangan baru, sikap baru dan prilaku baru yang ada hubungannya dengan tujuan pendidikan.
Menurut Stoll pendidikan kesehatan adalah hasil usaha yang dilakukan suatu organisasi untuk belajar hidup secara sehat. Dari definisi- definisi tersebut dapat disimpulkan pendidikan kesehatan adalah sebagai berikut:Alat bantu untuk mencapai tarap kesehatan setinggi mungkin, sedangkan orang yang dididik hendaknya diikutsertakan secara aktif.
Alat bantu untuk mencapai tarap kesehatan setinggi mungkin, sedangkan orang yang dididik hendaknya diikutsertakan secara aktif Untuk mengubah sikap seseorang terhadap kesehatan pribadinya sebagai hasil pengalaman belajar, yang kemudian dilaksanakannya dalam kehidupan sehari- hari. Diakui pula bahwa pendidikan kesehatan itu penting untuk menunjang program kesehatan.
Selanjutnya perilaku sehat akan berpengaruh terhadap peningkatan indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran (output) dari pendidikan kesehatan. yang membedakan pendidikan kesehatan teori dan praktik dilakukan dalam waktu yang hampir bersamaan. Teori yang diperoleh langsung dipraktikan untuk mengetahui sampai sejauh mana penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan.
Seperti halnya pendidikan kesehatan, konsep pendidikan kesehatan gigi pun merupakan penerapan dari konsep pendidikan dan konsep sehat. Bertitik tolak dari kedua konsep tersebut, maka pendidikan kesehatan gigi adalah suatu proses belajar yang di tujukan kepada individu dan kelompok masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan setinggi tingginya.
Beberapa pengertian pendidikan kesehatan gigi yang dikutip dari tarsilah. Soemantri menyatakan bahwa pendidikan kesehatan gigi adalah suatu usaha atau aktivitas yang mempengaruhi orang- orang maupun sedemikian rupa sehingga baik kesehatan pribadi maupun kesehatan masyarakat.
Bastian berpendapat bahwa pendidikan kesehatan gigi adalah semua aktivitas yang membantu menghasilkan penghargaan masyarakat akan kesehatan gigi dan memberikan pengertian akan cara- cara bagaimana memelihara kesehatan gigi dan mulut. Jadi dengan adanya pendidikan kesehatan gigi dan mulut ini diharapkan bertambah baik. Yang akhirnya akan diperoleh derajat kesehatan mulut yang setinggi-tingginya.
Tujuan Pendidikan Kesehatan Gigi
Mengubah perilaku individu merupakan pekerjaan yang mudah, dalam hal ini dibutuhkan keterampilan khusus sebab perubahan tingkah laku individu selalu melibatkan perubahan mental. Perubahan itu sendiri dapat terjadi secara alamiah yaitu karena lingkungan atau masyarakat sekitarnya. Namun, ada pula perubahan yang terjadi secara terencana dan dilaksanakan secara sistematis, yaitu yang dikenal sebagai perubahan melalui pendidikan.
Menurut Noor (1972), tujuan pendidikan kesehatan gigi adalah :
1. Meningkatkan pengertian dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
2. Menghilangkan atau paling sedikit mengurangi penyakit gigi dan mulut dan gangguan lainnya pada gigi dan mulut.
Menurut Noor (1972), tujuan pendidikan kesehatan gigi adalah :
Meningkatkan pengertian dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
Menghilangkan atau paling sedikit mengurangi penyakit gigi dan mulut dan gangguan lainnya pada gigi dan mulut.
Jadi tujuan pendidikan kesehatan gigi bertujuan :
Memperkenalkan kepada masyarakat tentang kesehatan gigi.
Mengingatkan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi.
Menjabarkan akibat yang akan timbul dari kelainan menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Menanamkan perilaku sehat sejak dini melalui kunjungan ke sekolah.
Menjalin kerjasama antara RT, RW, kelurahan dalam memberikan penyuluhan langsung kepada masyarakat, bila diperlukan dapat saja dilakukan tanpa melalui puskesmas.
Peran Tenaga Kesehatan dalam Memberikan Pendidikan Kesehatan Gigi.
Peranan tenaga kesehatan dalam pendidikan kesehatan gigi adalah untuk mengubah perilaku masyarakat dari perilaku yang tidak sehat ke arah perilaku sehat. Seperti kita ketahui bersama bahwa faktor perilaku ini mempunyai kontribusi yang cukup besar di samping faktor lingkungan dalam mempengaruhi masyarakat. Keadaan ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hal itu. Untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang terjadi di masyarakat, biasanya dilakukan pendekatan dengan menggunakan metodologi pemecahan masalah. Untuk memecahkan masalah dengan metode ini seseorang tenaga kesehatan harus mampu menjalankan peran ekspresif dan informatif.
Dalam menjalankan peran ekspresiif dan informatifnya, tenaga kesehatan harus mampu menyadarkan masyarakat tentang permasalahan yang terjadi. Adapun untuk mengetahui permasalahan permasalahan yang sedang terjadi, tenaga kesehatan harus dapat menggali permasalahan yang terdapat pada masyarakat dengan cara m,elakukan survei bersama antara tenaga kesehatan dan masyarakat. Jadi masyarakat betul- betul menyadari yang sedang terjadi di daerahnya. Setelah masalah dapat diidentifikasi, tenaga kesehatan perlu memberikan penjelasan mengenai sebab- sebab timbulnya masalah, bagaimana cara mengatasinya sehingga masyarakat menjadi tertarik dan ingin segera mengatasi permasalahan yang terjadi di daerahnya tersebut.
Langkah- langkah yang perlu ditempuh untuk menjalankan peran ekspresif adalah sebagai berikut :
Melaksanakan sensus masalah.
Kegiatan ini dapat dilakukan melalui survei epidemiologis maupun sosiologis. Data yang diperoleh dari hasil survei kemudian diolah dan disajikan. Penyajian data dilaksanakan pada pertemuan desa yang dihadiri oleh aparat desa, tokoh masyarakat,instansi terkait serta masyarakat sendiri, sehingga masyarakat mendapat gambaran tentang masalah yang terjadi di daerahnya.
Menentukan prioritas masalah.
Dari beberapa masalah yang ditemukan, tentunya tidak semua dapat diselesaikan sekaligus. Oleh karena itu, perlu dilakukan penentuan prioritas masalah, untuk menentukan prioritas masalah biasanya dilakukan analisis, misalnya dengan metode pembobotan.
Memecahkan Masalah.
Setelah ditemukan masalah yang diprioritaskan, langkah selanjutnya adalah menentukan jalan keluar dari masalah tersebut, setelah itu baru dapat dicari dahulu apa penyebab masalah tersebut, setelah itu baru mencari jalan keluarnya. Baru beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencari jalan keluarnya. Baru setelah itu ditentukan jalan keluar yang paling efektif dan efisien untuk penyelesaian masalah tersebut.
Mengambil keputusan pelaksanaan.
Berdasarkan identifikasi yang dilakukan pada tahap pemecahan masalah, dibuat keputusan pelaksanaan yang sesuai dengan kebutuhan. Di dalam keputusan pelaksaan tercakup proses seperti penentuan tujuan, penentuan sasaran, jenis kegiatan, tenaga pelaksana, pemilihan metode penyuluhan, penentuan materi penyuluhan, penentuan rencana penelitian.
0 komentar:
Posting Komentar