Jumat, 29 Juli 2016

Askep pada pasien dengan keganasan sistem muskuloskeletal



Askep pada pasien dengan keganasan sistem muskuloskeletal

Askep pada pasien dengan
keganasan sistem muskuloskeletal
Pendahuluan
• Tumor
Adalah setiap benjolan atau pembengkakan
• Neoplasma
Adalah suatu pertumbuhan sel-sel baru dan
abnormal. Sel-sel ini akan berkembang biak &
tidak akan mencapai maturitas
• Neoplasma ganas = kanker
Sel-sel neoplasma mempunyai kemampuan
tumbuh ditempat jauh
• Neoplasma jinak
Sel-sel tetap terlokalisir pada tempat asal
• Primer = berasal dari unsur-unsur tulang sendiri
• Sekunder = metastase tumor organ lain.
Pendahuluan
Menurut Hutagalung, pd tahun1995-2004:
• 455 kasus tumor tulang:
• 327 kasus tumor tulang ganas (72%)
• 128 kasus tumor tulang jinak (28%).
• Di RSCM:
• osteosarkoma (sering didapati yakni 22% dari
seluruh jenis tumor tulang)
• Dari jumlah seluruh kasus tumor tulang, 90%
kasus datang dalam stadium lanjut.
• Angka harapan hidup 60% jika belum metastase
ke paru-paru.
• 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun
setelah terdiagnosis.
Etiologi
1. Genetik
2. Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi
3. Bahan kimia : dioxin & phenoxyherbicide
4. Beberapa kondisi tulang yang ada
sebelumnya seperti penyakit paget
(akibat pajanan radiasi ).
( Smeltzer. 2001: 2347 )
Insiden Tumor Tulang
Tumor Jinak Tumor Ganas
Jenis insiden Jenis Insiden
Osteoma
Osteokondroma
Kondroma
Tumor jinak
lainnya
39,3%
32,5%
9,8 %
18,4%
Sarkoma osteogenik
Giant cell tumor
Kondrosarkoma
Tumor ganas lainya
48,8%
17,5%
10%
23,7%
Klasifikasi Tumor (WHO)
Asal sel Jinak ganas
osteogenik Osteoma Osteosarkoma
Osteoblastoma Osteoma osteoid Osteosarkoma parosteal
Kondrogenik Kondroma Kondrosarkoma
Fibroma Osteokondroma Juksta kondrosarkoma
kondromiksoid Kondroblastoma Kortikal mesenkim kondrosarkoma
Giant cell tumor osteoklastoma
Mielogenik Sarkoma ewing
Mieloma
Limfo sarkoma
20/11/2015
2
osteosarkoma kondrosarkoma
Klasifikasi menurut TNM
1. T. Tumor induk
• TX tumor tidak dapat diukur
• T0 tidak ditemukan tumor primer
• T1 tumor < 5 cm
T1a tumor diatas fasia superfisialis
T1b invasi tumor dibawah fasia superfisialis
• T2 tumor ≥ 5cm
T2a diatas fasia superfisialis
T2b invasi tumor dibawah fasia superfisialis
2. N Kelenjar limf regional
• N0 tidak ditemukan tumor di kelenjar limf
• N1 tumor di kelenjar limf regional
3. M. Metastasis
• M0 tidak ditemukan metastasis jauh
• M1 ditemukan metastasis jauh
Stage
• Stage 1A : T1a-b,N0,M0
• Stage 1 B :T2a,N0,M0
• Stage II A :T2b,N0,M0
• Stage II B :T1a,T1b, N0,M0
• Stage II C :T2a,N0,M0
• Stage III : T2b,N0,M0
• Stage IV : setiap T, N1,MO/setiap T,N0,M1
Tempat-tempat yang
paling sering terkena
• femur distal,
• tibia proksimal
• humerus proksimal.
• Lebih dari 50% kasus
terjadi pada daerah lutut
Tempat yang paling jarang
• pelvis,
• kolumna vertebra,
• mandibula,
• klavikula,
• skapula, atau tulangtulang
pada tangan dan
kaki.
20/11/2015
3
Manifestasi klinik
• Nyeri dan/ atau pembengkakan ekstremitas yang
terkena (biasanya menjadi semakin parah pada
malam hari dan meningkat sesuai dengan
progresivitas penyakit)
• Fraktur patologik
• Pembengkakan pada atau di atas tulang atau
persendian serta pergerakan yang terbatas ( Gale.
1999: 245 )
• Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di
atas massa serta adanya pelebaran vena
• Gejala-gejala penyakit metastatikmeliputi nyeri dada,
batuk, demam, berat badan menurun dan malaise.(
Smeltzer. 2001: 2347 )
Pengkajian
1. Anamnesa :
• Keluhan: nyeri, keletihan, nyeri ekstremitas,
berkeringat pada malam hari, kurang nafsu
makan, sakit kepala, dan malaise.
• Perkembangan tumor
2. Pemeriksaan fisik
1. Lokasi
2. Besar, bentuk, batas dan sifat tumor
3. Gangguan pergerakan sendi
4. Spasme otot
5. Fraktur patologis
6. Pemeriksaam neurologis
Pengkajian
3. Pemeriksaan radiologi, untuk mengetahui :
• Lokasi lesi
• Sifat tumor = soliter/ multiple
• Jenis tulang yang terkena
• Gambaran sifat tumor : batas,uniform/bervariasi,
sifat lesi : bentuk kistik/seperti gelembung
sabun.
4. Pemeriksaan laboratorium :
LED, HB, Fosfotase alkali serum, elektroforesis
protein serum.
5. Biopsi
Radiologi Biopsi

4. Penatalaksanaan
• Pembedahan,
• Kemoterapi_adriamycin
(doksorubisin) cytoksan dosis
tinggi (siklofosfamid) atau
metrotexate dosis tinggi (MTX)
dengan leukovorin
• Radioterapi,
• Atau terapi kombinasi.
Kemotherapi
Post-op
Post-op 2 th
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri yang berhubungan dengan proses
patologik (ekspansi tumor) dan pembedahan
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake inadekuat,
peningkatan kebutuhan yang berlebihan.
3. Hambatan mobilitas fisik b/d penurunan ROM,
kelemahan otot, nyeri.
4. Koping tidak efektif berhubungan dengan rasa
takut tentang ketidak tahuan, persepsi tentang
proses penyakit, dan sistem pendukung tidak
adekuat
5. Gangguan gambaran diri karena hilangnya
bagian tubuh atau perubahan kinerja peran
NIC : Management Nyeri
• Kaji status nyeri ( lokasi, frekuensi, durasi,
dan intensitas nyeri )
• Berikan lingkungan yang nyaman
• Berikan tehnik distraksi aktivitas hiburan
(misalnya : musik, televisi )
• Ajarkan teknik manajemen nyeri seperti
teknik relaksasi napas dalam, visualisasi, dan
bimbingan imajinasi.
• Kolaborasi analgesik sesuai kebutuhan untuk
nyeri.

5
NIC : Managemen nutrisi
• Catat asupan makanan setiap hari
• Hitung IMT, Timbang BB setiap hari.
• _Berikan diet TKTP dan asupan cairan
adekuat.
• _Pantau hasil pemeriksaan laboratorium
sesuai indikasi.
• Kolaborasi antiemetik
• Kaji kemampuan rentang gerak pasien
• Ubah posisi tiap 2 jam
• Bantu latih ROM pasif dan aktif
• Bantu pasien dalam ambulasi
• Kolaborasi dengan fisiotherapi, okupasi
terapi selama fase rehabilitasi
• Ajarkan penggunaan alat bantu seperti
kursi roda atau kruk sesegera mungkin
sesuai dengan kemampuan pasien.
• _Motivasi dan libatkan pasien dalam
kelompok
NIC : management mobilisasi
• Motivasi pasien dan keluarga untuk
mengungkapkan perasaan.
• _Berikan lingkungan yang nyaman
dimana pasien dan keluarga merasa aman
untuk mendiskusikan perasaan atau
menolak untuk berbicara.
• _Pertahankan kontak mata dengan pasien
dan bicara dengan menyentuh pasien.
• _Berikan informasi akurat, konsisten
mengenai prognosis.
NIC : management peningkatan koping
NIC : Management self effficacy
• Kaji konsep diri pasien
• _Motivasi pasien dan keluarga untuk
mengungkapkan perasaan tentang efek
kanker atau pengobatan.
• Libatkan keluarga/ orang terdekat selama
perawatan
• Bangun koping konstruktif
• Libatkan keluarga dalam memberikan support
system
• Anjurkan pasien mengikuti kelompok2
rehabilitasi
• Kolaborasi dengan multidisiplin ilmu dalam
rehabilitasi pasien

Terima Kasih
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Pages

Blog Archive

Translate

Text Widget

Copyright © ILMU KESEHATAN | Powered by Blogger Design by PWT | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com