Sabtu, 30 Juli 2016

Konsep Diagnosa Keperawatan Gigi



DIAGNOSA KEPERAWATAN GIGI

Dalam pelayanan asuhan keperawatan gigi, diagnosis dapat diartikan sebagai analisis dari penyebab dan sifat dari suatu masalah dan atau situasi atau suatu pernyataan mengenai solusinya . Miller memperkenalkan suatu konsep dari diagnosis keperawatan gigi ( Dental Hygiene Diagnosis) sebagai “Bentuk yang tepat untuk mengambarkan ekspresi dari kemampuan pembuatan keputusan dan penilaian dari perawatan gigi”. Diagnosis adalah suatu proses berpikir kritis berdasarkan data – data klinis klien yang dianalisa dan ditandai oleh sebuah pernyatan diagnosa.

Darby & Walsh (2003) mengemukakan suatu teori diagnosa keperawatan gigi sebagai bagian dari proses diagnosa keperawatan gigi yang menggunakan teori kebutuhan manusia  dengan penekanan kepada 8 kebutuhan manusia dari klien yang berhubungan dengan perawatan gigi. Mengunakan teori kebutuhan manusia sebagai kerangka kerja konsepnya Diagnosa Keperawatan Gigi adalah suatu identifikasi dari tidak terpenuhinya kebutuhan manusia dari pasien yang berhubungan dengan perawatan gigi. Diagnosa keperawatan gigi menurut Darby and Walsh (2005) ini dibuat oleh seorang perawat gigi professional yang mempunyai lisensi dengan mengidentifikasi factor-faktor actual maupun potensial dari ketidak terpenuhinya kebutuhan manusia dari pasien.

Sedangkan Wilkins (2005) mengemukakan sebuah teori diagnosis keperawatan gigi yang berdasarkan teori Dental Hygiene Care. Diagnosa keperawatan gigi menurut Wilkins (2005) diformulasikan berdasarkan kondisi masalah aktual dan atau potensi masalah yang ditemukan dalam rongga mulut klien (pasien) yang dapat dicegah, diminimalisir, atau diatasi dengan tindakan perawatan mandiri atau perawatan kolaboratif (rujukan).

Lebih jelasnya diagnosa keperawatan gigi ini ditulis berdasarkan masalah, faktor risiko masalah dan atau signs (tanda-tanda) kelainan/penyakit dan disebutkan pula kemungkinan etiologinya berdasarkan seluruh data dari hasil pengkajian

Diagnosa Keperawatan Gigi ditegakkan berdasarkan :

  1. Pengambilan Data – Data klien/pasien yang akurat
  2. Mengidentifikasi adanya masalah atau ketidak terpenuhinya kebutuhan manusia yang berhubungan dengan kesehatan mulut yang dapat dipenuhi oleh proses keperawatan gigi.
  3. Perilaku penting untuk perencanaan dan implementasi keperawatan gigi yang efektif dan mengevaluasi hasilnya (keluarannya).

Penegakan  diagnosa keperawatan gigi termasuk mengidentifikasi hal-hal sebagai berikut :

  1. Masalah aktual dan masalah potensial yang berhubungan dengan kesehatan atau penyakit mulut klien/pasien.
  2. Faktor-faktor yang menyebabkan masalah dan faktor-faktor risiko yang mungkin mempengaruhi.
  3. Bukti-bukti yang mendukung diagnosa keperawatan gigi.
  4. Kekuatan klien yang dapat mendukung klien dalam mencegah atau mengatasi masalah.
  5. Fokus terhadap prioritas perawatan.

Proses Diagnosis Keperawatan Gigi

Proses diagnosis keperawatan gigi adalah suatu pendekatan pemecahan masalah yang dilakukan dalam kerangka pelayanan keperawatan gigi.

Diagnosis keperawatan gigi adalah langkah esensial dalam proses keperawatan gigi. Membantu perawat gigi dalam memfokuskan ilmu pengetahuannya dalam proses inti pelayanan keperawatan gigi untuk keuntungan klien dan kerjasama dengan dokter gigi.

Tujuan-tujuan dikembangkan bersama dengan klien dan diperoleh dari data dasar yang ditegakkan dari pemeriksaan dan proses diagnosis. Tujuan-tujuan menunjukkan bagaimana klien dapat merubah dirinya untuk dapat mempunyai kondisi rongga mulut ang lebih sehat berdasarkan tindakan promosi, pemeliharaan dan restorasi dari kesehatan /kenyamanan mulut. Perencanaan, Intervensi keperawatan gigi dan klien outcomes (hasil akhir) dipandu oleh diagnosis keperawatan gigi.

“ Diagnosa mengandung kaitan antara masalah klien dan etiologi yang menuntun identifikasi  dari intervensi keperawatan gigi dan memfasilitasi pendefinisian hasil (keluaran) yang diharapkan untuk mengevaluasi keberhasilan perawatan”

Perawat gigi mengidentifikasi masalah-masalah  (memformulasikan diagnosa keperawatan gigi) dalam kerangka keperawatan gigi dapat dilakukan dalam kerangka kerjasama dengan dokter gigi. Gordon (1976)  menyatakan bahwa ada 3 kompoen yang harus termasuk dalam sebuah pernyataan diagnosa :
  1. Masalah kesehatan mulut atau potensi masalah kesehatan mulut yang dapat ditangani dalam intervensi keperawatan gigi.
  2. Kemungkinan penyebab atau factor-faktor etiologi
  3. Tanda-tanda dan gejala yang dapat didefinisikan

A.     PENGERTIAN DAN  MACAM-MACAM PEMERIKSAAN SUBYEKTIF

1.      Pengertian :
Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara tanya jawab berdasarkan keluhan pasien menggunakan bahasa komunikasi yang sederhana dan mudah dimengerti.

2.      Macam pemeriksaan subjektif
ada dua :    
a. Auto anamnesa yaitu anamnesa tanpa bantuan orang lain.
b. Allo anamnesa yaitu anamnesa dibantu orang lain.
   contoh pemeriksaan anak- anak dibantu orang tuanya.

B.   PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM PEMERIKSAAN OBYEKTIF

1.      Pengertian :
Pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan pengamatan dan keaktifan operator.
2.      Macamnya :
a.       Ekstra oral :

1)      Inspeksi melihat muka simetris/ asimetris.
2)      Kelainan dentofacial.
3)      Palpasi kelenjar lymphe kiri dan kanan.

 kiri : lunak/keras, sakit/tidak sakit/ bergerak /tidak bergerak .
 kanan :  lunak/keras, sakit/tidak sakit/ bergerak /tidak bergerak
 suhu: panas/ normal.

b.      Intra oral  :
1)        Jaringan mukosa rongga mulut antara lain : bibir, pipi, lidah, palatum ,tonsil, gingiva.
2)        Jaringan keras gigi /pulpa  dengan beberapa cara sebagai berikut :

a. Inspeksi
b. Probe
c. termis
d. perkusi
e. tekanan
f. palpasi
g. A.P.E
h. Rontgenologi
i. Diaphani
j. Mobility
k. Membau
l.  artikulasi


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Pages

Blog Archive

Translate

Text Widget

Copyright © ILMU KESEHATAN | Powered by Blogger Design by PWT | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com