Sabtu, 30 Juli 2016

Pemeriksaan Tanda - Tanda Vital (Vital Sign)


PEMERIKSAAN TANDA VITAL

Pemeriksaan Suhu Tubuh

Biasanya manusia berada di lingkungan yang suhunya lebih dingin daripada tubuh mereka, sehingga ia harus terus menerus menghasilkan panas secara internal untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Pembentukan panas akhirnya bergantung pada oksidasi bahan bakar metabolic yang berasal dari makanan.

Keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran panas sering terganggu oleh :

  1. Perubaha produksi panas internal untuk tujuan-tujuan yang tidak berkaitan dengan pengaturan suhu tubuh, terutama olahraga yang sangat meningkatkan produksi panas.
  2. Perubahan suhu lingkungan eksternal yang mempengaruhi tingkat penambahan atau pengurangan panas antara tubuh dan lingkungan.
  3. Untuk mempertahankan suhu tubuh dalam batas batas yang sempit walaupun terjadi perubahan produksi panas metabolic dan perubahan suhu lingkungan, harus terjadi penyesuaian-penyesuaian kompensatorik dalam mekanisme penambahan dan pengurangan panas. Jika suhu inti mulai turun, produksi panas ditingkatkan dan kehilangan panas diminimalkan sehingga suhu normal dapat dipulihkan. Sebaliknaya, jika suhu mulai meningkat diatas normal, hal tersebut dapat dikoreksi dengan meningkatkan pengurangan panas, sementara produksi panas juga dikurangi.
  4. Normalnya suhu tubuh seseorang berfluktuasi dalam rentang yang relative sempit. Dibawah control hipotalamus, suhu tubuh inti berada tidak lebih dari 1oC dari rata-rata suhu tubuh normal ( 36,5- 37,5o C). 

Suhu tubuh dapat berubah akibat penyakit infeksi, pajanan yang lama terhadap panas atau dingin, latihan atau gangguan hormon. Tubuh beradaptasi terhadap perubahan suhu dengan menyimpan atau melepaskan panas bergantung pada sifat perubahan suhu tubuh. Pemeriksa harus menunda pengukuran suhu tubuh 20-30 menit jika klien telah mencerna makanan/minuman yang panas atau dingin atau setelah merokok. 
Kondisi atau terapi yang dapat menyebabkan perubahahn suhu tubuh meliputi dicurigai atau didiagnosis infeksi, luka terbuka atau luka bakar, hitung jenis sel darah putih yang abnormal, menggunakan obat imunosupresif, cedera pada hipotalamus, pajanan yang lama terhadap suhu yang ekstirm, reaksi terhadap produk darah.

Demam (fever, febris) adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamaus anterior. Dalam keadaan demam, keseimbangan suhu tubuh bergeser sehingga terjadi peningkatan suhu dalam tubuh.
Hipertermia merupakan kenaikan suhu tubuh diatas titik penyetelan (set point) hipotalamus, sehingga akibat dari kehilangan panas yang tidak memindai (seperti pada saat latihan jasmani, lingkungan yang panas, dll.).

  • Pemeriksaan Denyut Nadi


Nadi adalah aliran darah yang menonjol dan dapat diraba di berbagai tempat pada tubuh. nadi merupakan indikator status sirkulasi. Sirkulasi merupakan alat melalui apa sel menerima nutrient dan membuang sampah yang dihasilkan dari metabolisme. Supaya sel berfungsi secara normal, harus ada aliran darah yang kontinu dan dengan volume sesuai yang didistribusikanndarah ker sel-sel yang membutuhkan nutrient.

Frekuensi nadi dapat dikaji pada setiap bakteri, namun arteri radialis dan arteri carotid dapat dengan mudah diraba pada nadi perifer. Pada saat kondisi klien tiba-tiba memburuk, area karotid adalah yang terbaik untuk menemukan nadi dengan cepat. Jantung akan menghantar darah melalui arteri karotid secara terus-menerus ke otak. Bila curah jantung menurun secara signifikan, nadi perifer akan melemah dan sukar untuk diraba.

Nadi radial dan apical merupakan tempat yang paling sering digunakan untuk mengkaji frekuensi nadi. Tempat-tempat tersebut digunakan oleh individu untuk memantau frekuensi jantung mereka sendiri (misalnya atlet, individu yang mendapatkan medikasi jantung, dan klien yang memulai program latihan yang ditetapkan). 
Jika nadi radialis pada pergelangan tangan tidak normal atau intermiten akibat disritmia, atau jika nadi yang tidak dapat diraba karena balutan, gips, atau halangan lain, yang dikaji adalah nadi apikal. Pada saat klien menggunakan medikasi yang mempengaruhi frekuensi jantung, nadi apikal dapat memberikan pengkajian yang lebih akurat terhadap fungsi jantung. Nadi apikal merupakan nadi terbaik untuk mengkaji nadi bayi atau nadi anak kecil karena nadi perifer dalam dan sulit untuk dipalpasi dengan akurat.

Tempat Letak Kriteria Pengkajian
  1. Temporal. Di atas tulang tengkorak, di atas dan lateral terhadap mata Bagian yang mudah dicapai digunakan untuk mengkaji nadi pada anak-anak.
  2. Karotid. Sepanjang tepi medial otot sternocleidomastoid di leher Bagian yang mudah dicapai digunakan pada saat shock psikologis atau henti jantung saat bagian lain tidak dapat diraba.
  3. Apikal Rongga interkosta keempat sampai kelima pada garis midclavicular kiri Bagian ini digunakan untuk mengauskultasi nadi apical.
  4. Brakial. Alur di antara otot bisep dan trisep pada fosa antekubital Bagian ini digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke lengan bawah. Bagian ini digunakan untuk mengauskultasi tekanan darah.
  5. Radial Radial. atau di sisi ibu jari dari jari telunjuk pada pergelangan tangan Bagian yang biasa digunakan untuk mengkaji karakter nadi perifer dan mengkaji status sirkulasi ke tangan Ulnar Bagian ulnar dari pergelangan tangan Bagian ini digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke tangan. Bagian ini juga digunakan tes Allen.
  6. Femoral. Di bawah ligamen inguinal, di tengah antara simfisis pubis dan spina iliaka anterior superior Bagian ini digunakan untuk mengkaji status nadi pada saat shock psikologis atau henti jantung saat nadi lain tidak dapat diraba dan digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke tungkai.
  7. Poplitea. Di belakang tumit pada fosa poplitea Bagian ini digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke tungkai bagian bawah.
  8. Tibia posterior. Bagian dalam pergelangan kaki di bawah maleolus medial Bagian ini digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke kaki.
  9. Pedis dorsal. Sepanjang bagian atas kaki di antara tendon ekstensi dan jari kaki pertama dan besar Bagian ini digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke kaki.

Prinsip Pengukuran Nadi

Denyut arteri adalah gelombang tekanan yang merambat 6-9 m/detik. Sekitar 15 kali lebih cepat dari darah.

A. Denyut dapat dirasakan di titik manapun yang arterinya terletakdi dekat permukaan kulit dan             dibnatali dengan sesuatu yang besar. Arteri yang biasa teraba adalah arteri radial pada pergelangan      tangan.

B.  Dua bunyi jantung sebanding dengan satu denyut arteri

C. Frekuensi denyut memberikan informasi mengenai kerja jantung, pembuluh darah, dan sirulasi7
     Frekuensi denut arteri yang normal adalah 60-100 x per menit. Frekuensi denyut kurang dari 60 x       per menit disebut bradikardia (pulsus rasus), frekuensi denyut lebih dari 100 x per menit disebut         takikardia (pulsus frequent).
       
  • Pemeriksaan Pernafasan        

Kecepatan pernapasan pada seseorang dipengaruhi oleh usia. Frekuensi normal pada orang dewasa 12-18 kali per menit, dan pada bayi sampai 44 kali per menit. Pernapasan yang kurang dari 12 x per menit disebut bradipnea, sedangkan pernapasan yang lebih dari 18 x per menit disbut takipnea.
Sifat pernafasan, yaitu :
  1. Torakal : gerakan dinding dada saja.
  2. Abdominal : gerakan pada dinding perut saja, ditemukann pada pasien yang mengidap penyakit pernafasan.
  3. Pernafasan abdomino-torakal : Pernafasan abdominal lebih dominan dibandingkan toraks, umumnya pada laki-laki.
  4. Pernafasan torako-abdominal : Pernafasan torakal lebih dominan dibanding abdomen, umumya pada perempuan.

  • Pemeriksaan Tekanan Darah

Kerja jantung dapat dilihat melalui tekanan darah. Tekanan darah terdiri atas tekanan sistolik yaitu tekanan tertinggi pada dinding arteri yang terjadi ketika bilik kiri jantung menyemprotkan darah melalui katup aorta yang terbuka kedalam aorta, dan tekanan diastolik yaitu tekanan yang minimal terhadap dinding arteri setiap waktu. Satuan tekanan darah adalah mmHg.

Tekanan di dalam aorta dan dalam arteri brakialis dan arteri besar lain pada orang dewasa muda meningkat mencapai nilai puncak (tekanan sistolik) kira-kira 120 mmHg selama tiap siklus jantung dan turun ke nilai minimal (tekanan diastolik) sekitar 70 mmHg. Tekanan arteri secara konvensional ditulis sebagai tekanan sistolik diatas tekanan diastolik, misalnya 120/70 mmHg.

Pengukuran tekanan darah arteri pada manusia dapat diukur dengan metode auskultasi dan metode palpasi. Dengan metode auskultasi, suatu manset dapat dipompa (manset Riva-Rocci) dihubungkan pada manometer air raksa (sfigmomanometer), kemudian dililitkan di sekitar lengan dan stetoskop diletakkan di atas arteri brakialis pada siku. Bunyi detakan di dengar di bawah manset. 
Tekanan manset pada waktu bunyi pertama terdengar adalah tekanan sistolik, ini adalah bunyi korotkoff. Metode palpasi, tekanan sistolik dapat ditentukan dengan memompa manset lengan dan kemudian membiarkan tekanan turun dan tentukan tekanan pada saat denyut radialis pertama kali teraba. Oleh karena kesukaran menentukan secara pasti kapan denyut pertama teraba, tekanan yang diperoleh dengan metode palpasi biasanya 2-5 mmHg lebih rendah dibandingkan dengan yang diukur dengan metode auskultasi.

Kekuatan tekanan darah ke dinding pembuluh darah yang menampung, mengakibatkan tekanan ini berubah-ubah pada setiap siklus jantung. Pada saat ventrikel kiri memaksa darah masuk ke aorta, tekanan naik sampai puncak yang disebut tekanan sistolik. Pada waktu diastole tekanan turun sampai mencapai titik terendah yang disebut tekanan diastole.

Faktor yang mempengaruhi tekanan darah, yaitu:
  1. Usia
  2. Stress
  3. Ras
  4. Medikasi
  5. Variasi diurnal
  6. Jenis kelamin

  • Metode Kerja

A. Pemeriksaan Suhu Tubuh
  1. Dibersihkan termometer maksimum dengan alkohol (kapas dibasahkan dengan alkohol lalu usapkan pada termometer).
  2. Diturunkan air raksa sampai di bawah skala dengan diayun-sentakkan termometer tersebut beberapa kali. Sampai ditunjukkan suhu dibawah 35oC.
  3. Diletakkan reservoir termometer di aksila pasien dan diinstruksikan pada Pasien untuk dikepitnya rapat-rapat thermometer tersebut.
  4. Diamkan selama 3 menit, kemudian dibaca dan dicatat suhu pasien.

B. Pemeriksaan Denyut Nadi

  1. Pemeriksa berada di samping pasien.
  2. Dicari dengan menggunakan metode palpasi (menggunakan jari telunjuk dan jari tengah), diraba denyut arteri brachialis pada fossa cubiti lengan kanan pasien.
  3. Dilakukan penilaian denyut arteri tersebut yang meliputi :

l    Frekuensi denyut arteri perifer selama satu menit
l    Kekuatan denyut arteri perifer (kuat atau lemah)
l    Irama denyut arteri perifer

4.      Diulangi langkah 1-3 untuk memeriksa denyut arteri radialis pasien.

C. Pemeriksaan Pernafasan

  1. Pasien sebaiknya dalam keadaan berbaring lurus terlentang. Kemudian diperiksa dengan metode inspeksi secara menyeluruh gerakan pernafasan pasien.
  2. Ditentukan frekuensi pernafasan pasien dengan diletakkan tangan pemeriksa diatas abdomen pasien sambil merasakan gerakan naik turun pada dinding abdomnen selama 1 menit.
  3. Di catat irama,frekuensi, sifat, dan kedalaman pernafasan pasien.

 D. Pemeriksaan Tekanan Darah

  1. Diposisikan pasien dalam keadaan duduk dan tenang.
  2. Dipasang manset spigmomanometer pada lengan kanan pasien.
  3. Dicari denyut arteri brachialis dengan cara palpasi pada fossa cubiti dan denyut arteri radialis pada pergelangan tangan pasien.
  4. Disiapkan stetoskop di telinga pemeriksa.
  5. Dipompa manset sambil meraba a. radialis pada pergelangan tangan atau a. brachialis pada fossa cubiti sampai denyut tidak teraba lagi.
  6. Dinaikkan lagi tekana dalam manset sebesar 30mmHh diatas tekana sistolik palpas.
  7. Diletakkan stetoskop di daerah lipat siku sesuai letak a. brachialis.
  8. Kemudian diturunkan secara perlahan tekanan manset sambil melakukan auskultasi pada a. brachialis.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Pages

Blog Archive

Translate

Text Widget

Copyright © ILMU KESEHATAN | Powered by Blogger Design by PWT | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com