Minggu, 31 Juli 2016

Pengertian, Struktur, Fungsi, dan Jenis Gigi



PENGERTIAN DAN FUNGSI GIGI MANUSIA

Gigi adalah alat pencernaan mekanik yang terdapat pada bagian mulut. Gigi berfungsi untuk merobek, memotong dan mengunyah makanan sebelum makanan tersebut akan masuk ke kerongkongan. Gigi memiliki struktur keras sehingga memudahkan untuk menjalankan fungsinya.

BAGIAN-BAGIAN GIGI MANUSIA


Setiap gigi manusia memiliki 3 bagian utama :

  • Puncak atau Mahkota Gigi, merupakan bagian gigi yang tampak dari luar, bagian ini dilapisi oleh lapisan pelindung yang disebut email gigi.
  • Leher Gigi, merupakan bagian gigi yang sudah tertanam oleh gusi, bagian ini terdapat dibawah mahkota gigi dan diatas akar gigi.
  • Akar Gigi, merupakan bagian gigi yang tertanam dibawah rahang dan tidak tampak dari luar, masing-masing jenis gigi pada manusia memiliki jumlah akar gigi yang berbeda-beda.

Gigi manusia yang sempurna dan terstruktur memiliki 4 lapisan, yaitu :
  • Email Gigi, merupakan lapisan yang melapisi bagian mahkota gigi. Email gigi merupakan bagian sangat keras karena tersusun oleh kasium dengan konsentrasi yang sangat tinggi. Bagian email gigi paling keras terletak pada bagian mahkota yang fungsinya sebagai pelindung, kemudian semakin ke bawah maka email gigi semakin tipis hingga akhirnya hilang ketika memasuki akar gigi.
  • Sementum Gigi, merupakan bagian gigi yang melapisi akar gigi. Sementum berfungsi untuk menghubungkan gigi dengan rahang tempatnya tumbuh. Struktur Sementum tidaklah sekeras email pada mahkota gigi. Semen akan semakin tebal seiring bertambahnya usia.
  • Tulang Gigi (Dentin), merupakan lapisan gigi yang terdapat setelah lapisan email gigi pada mahkota dan terdapat setelah lapisan sementum pada akar gigi. Dentin memiliki struktur seperti tulang namun lebih keras, karena memiliki konsentrasi kalsium yang lebih tinggi, oleh karena itu ia sering disebut Tulang Gigi. Dentin merupakan struktur terluas pada gigi karena melapisi seluruh tubuh gigi, dari mahkota sampai akar.
  • Rongga Gigi (Pulpa), merupakan jaringan lunak pada tengah gigi yang berbentuk rongga dan terisi oleh pembuluh darah dan pembuluh saraf. Pulpa berfungsi untuk memberikan nutrisi pada gigi karena memiliki pembuluh darah, juga berfungsi untuk mengidentifikasi apabila terdapat zat asing dalam gigi karena memiliki pembuluh saraf. Pulpa juga berfungsi untuk membentuk lapisan dentin.


JENIS GIGI MANUSIA


Manusia memiliki 4 jenis gigi, yaitu :
  • Gigi Seri, merupakan gigi yang mempunyai satu akar dan berfungsi untuk memotong atau mengerat makanan. Gigi seri berbentuk tegak dengan mahkota yang horizontal. Manusia dewasa memiliki 4 gigi seri, 2 di rahang bawah dan 2 di rahang atas.
  • Gigi Taring, merupakan gigi yang memiliki satu akar dan berfungsi untuk merobek dan mengoyak makanan. Gigi taring berbentuk tegak dan agak runcing. Manusia dewasa memiliki 4 gigi taring, 2 di rahang bawah dan 2 di rahang atas.
  • Gigi Geraham Depan (Premolar), merupakan jenis gigi yang mempunyai 2 akar dan berfungsi untuk menggiling dan mengunyah makanan. Gigi Premolar berbentuk rendah dan terdapat beberapa tonjolan pada bagian mahkotanya. Manusia Dewasa memiliki 8 Gigi Premolar, yaitu 4 di rahang bawah, dan 4 di rahang atas.
  • Gigi Geraham Belakang (Gigi Molar), merupakan jenis gigi yang mempunyai 2 atau 3 akar dan berfungsi untuk menggilas, melumat, menghancurkan, dan menghaluskan makanan. Gigi Molar memiliki bentuk yang hampir sama dengan gigi Premolar diatas. Manusia dewasa memiliki 12 gigi Molar permanen. Masing – masing 6 di rahang atas dan bawah.

Berdasarkan usianya Gigi terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
  • Gigi Susu, merupakan gigi yang tumbuh pertama kali pada manusia, seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia, gigi susu ini akan digantikan oleh gigi permanen. Biasanya gigi susu mulai tumbuh sejak usia 6, 7 atau 8 bulan, dan gigi yang pertama tumbuh adalah gigi seri pada rahang bawah. Gigi ini akan tumbuh lengkap ketika manusia berusia 2,5 – 3 tahun. Kemudian akan tanggal satu per satu sejak usia 6 tahun dan mulai digantikan oleh gigi permanen. Gigi susu berjumlah 20 buah seluruhnya yaitu 8 Gigi seri, 4 Gigi taring, dan 8 gigi premolar.
  • Gigi Permanen, merupakan gigi yang tumbuh menggantikan gigi susu dan gigi ini tidak akan tanggal dengan sendirinya juga tidak akan digantikan oleh gigi lain sepanjang kehidupan. Gigi permanen seluruhnya berjumlah 32 buah, yaitu 8 gigi seri, 4 gigi taring, 8 Gigi Premolar, dan 12 Gigi Molar.

SUSUNAN GIGI PADA MANUSIA

Keterangan :S = Gigi SeriT = Gigi Taring
G = Geraham

semoga artikelnya dapat bermanfaat. 

Share:

Pengertian dan fungsi saliva (Ilmu Gigi)



Pengertian dan fungsi saliva

 Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva dapat disebut juga kelenjar ludah atau kelenjar air liur. Semua kelenjar ludah mempunyai fungsi untuk membantu mencerna makanan dengan mengeluarkan suatu sekret yang disebut “salivia” (ludah atau air liur). 

Pembentukan kelenjar ludah dimulai pada awal kehidupan fetus (4 – 12 minggu) sebagai invaginasi epitel mulut yang akan berdiferensiasi ke dalam duktus dan jaringan asinar. Saliva terdapat sebagai lapisan setebal 0,1-0,01 mm yang melapisi seluruh jaringan rongga mulut. Pengeluaran air ludah pada orang dewasa berkisar antara 0,3-0,4 ml/menit sedangkan apabila distimulasi, banyaknya air ludah normal adalah 1-2 ml/menit. Menurunnya pH air ludah (kapasitas dapar / asam) dan jumlah air ludah yang kurang menunjukkan adanya resiko terjadinya karies yang tinggi. Dan meningkatnya pH air ludah (basa) akan mengakibatkan pembentukan karang gigi.

Ludah diproduksi secara berkala dan susunannya sangat tergantung pada umur, jenis kelamin, makanan saat itu, intensitas dan lamanya rangsangan, kondisi biologis, penyakit tertentu dan obat-obatan. Manusia memproduksi sebanyak 1000-1500 cc air ludah dalam 24 jam, yang umumnya terdiri dari 99,5% air dan 0,5 % lagi terdiri dari garam-garam , zat organik dan zat anorganik. Unsur-unsur organik yang menyusun saliva antara lain : protein, lipida, glukosa, asam amino, amoniak, vitamin, asam lemak. Unsur-unsur anorganik yang menyusun saliva antara lain : Sodium, Kalsium, Magnesium, Bikarbonat, Khloride, Rodanida dan Thiocynate (CNS) , Fosfat, Potassium. Yang memiliki konsentrasi paling tinggi dalam saliva adalah kalsium dan Natrium.

Saliva memiliki beberapa fungsi, yaitu :
  1. Melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses mengunyah dan menelan makanan.
  2. Membasahi dan melembutkan makanan menjadi bahan setengah cair ataupun cair sehingga mudah ditelan dan dirasakan.
  3. Membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan kuman.
  4. Mempunyai aktivitas antibacterial dan sistem buffer.
  5. Membantu proses pencernaan makanan melalui aktivitas enzim ptyalin (amilase ludah) dan lipase ludah.
  6. Berpartisipasi dalam proses pembekuan dan penyembuhan luka karena terdapat faktor pembekuan darah dan epidermal growth factor pada saliva.
  7. Jumlah sekresi air ludah dapat dipakai sebagai ukuran tentang keseimbangan air dalam tubuh.
  8. membantu dalam berbicara (pelumasan pada pipi dan lidah).

Kurang lebih 80% bau mulut timbul dari dalam rongga mulut. Air ludah atau saliva memegang peranan dalam masalah bau mulut, gigi berlubang dan penyakit rongga mulut/penyakit tubuh secara keseluruhan karena air ludah melindungi gigi dan selaput lunak di rongga mulut dengan sistem buffer sehingga makanan yang terlalu asam misalnya bisa dinetralkan kembali keasamannya dan juga segala macam bakteri baik yang aerob (hidup dengan adanya udara) maupun bakteri anaerob (hidup tanpa udara) dijaga keseimbangannya. 

Di dalam air ludah juga terdapat antigen dan antibodi yang berfungsi melawan kuman dan virus yang masuk ke dalam tubuh sehingga kita sehingga tubuh tidak akan mudah terserang penyakit. Seandainya dalam keadaan normal tersebut seseorang memakai obat kumur ataupun antiseptik yang berlebihan, maka justru keseimbangan bakteri akan terganggu, bakteri-bakteri yang penting bisa menjadi mati, justru bakteri-bakteri yang merusak malah menjadi berlipat ganda sehingga timbul lah masalah dalam rongga mulut. 

Adanya bakteri akan dapat membuat sisa makanan di gigi/selaput rongga mulut terfermentasi (seperti halnya ragi), sehingga timbul racun bersifat asam yang akan membuat email menjadi rapuh (mengalami demineralisasi/mineral gigi rontok )mula-mula secara mikro dan dengan berjalannya waktu gigi akan berlubang secara kasat mata. Masalah lain, bakteri terutama bakteri anaerob (hidup tanpa udara) akan mengeluarkan gas yang mudah menguap antara lain seperti gas H2S (Hidrogen Sulfid), Metil Merkaptan dll. Gas ini menimbulkan bau mulut.

Pada orang-orang yang mengalami diabetes/kencing manis, perokok, makan obat-obatan tertentu, orang lanjut usia, maupun orang yang menjalani terapi radiasi (pada penderita kanker) punya kecenderungan air ludahnya berkurang (disebut dengan istilah xerostomia=kekeringan rongga mulut). Hal ini bisa diatasi dengan terapi obat-obatan yang merangsang keluarnya air ludah (dengan obat-obatan yang diresepkan dari dokter gigi). Kecuali bagi perokok, barangkali lebih bijaksana apabila frekuensi rokoknya yang dikurangi, juga orang yang sedang meminum obat-obatan tertentu yang dapat menimbulkan kekeringan rongga mulut, dapat kembali seperti semula apabila obat-obatan telah dihentikan pemakaiannya. (Khususnya pada penderita diabetes/kencing manis, ada bau mulut khas yakni bau aseton). 

Kemudian dalam hal kualitas, hindari makan-makanan yang terlalu banyak mengandung zat-zat kimia, seperti makanan yang banyak mengandung zat pengawet, zat pewarna tambahan, zat penambah rasa, atau makanan yang terlalu manis/lengket/asam , maupun minuman-minuman berkarbonasi secara terus menerus. Sebab dengan keasaman yang terus menerus, air ludah tidak dapat menyangga kadar keasamannya (fungsi buffer tadi) supaya pH-nya naik kembal. Jadi keasaman yang terus menerus itu yang membuat gigi berlubang (mengalami demineralisasi email). 

Bila ingin minum air bersoda, atau permen lebih baik dimakan dalam satu waktu tertentu berdekatan dengan makan pagi/makan siang/makan malam dan diakhiri dengan minum air putih/sikat gigi, daripada memakan atau meminumnya sedikit demi sedikit dalam jangka waktu yang lama. Menyikat gigi umumnya dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi setelah makan pagi dan malam sebelum tidur. Dengan jumlah yang 2 kali dan juga kesalahan manusiawi misalnya tidak bisa setiap saat bisa membersihkan gigi dengan tepat dan teliti ke seluruh bagian, maka kita harus melepaskan waktu perawatan sisanya kepada air ludah yang cukup jumlahnya dan baik kualitasnya. 

Dengan cara makan makanan yang alamiah tidak banyak mengandung zat kimia, yakni zat perasa, pewarna dan pengawet, makan makanan berserat seperti sayur dan buah-buahan supaya saat menggigit air ludah dapat terrangsang untuk keluar (pada makanan yang semuanya lunak/tidak berserat, gigi tidak perlu menggigit kuat, akibatnya air ludah juga tidak banyak keluar), menghindari minuman berkarbonasi (secara berlebihan) dan juga pola makannya diatur dengan memakan camilan/minuman manis berdekatan dengan waktu makan makanan utama, setelah itu gigi dibersihkan, apabila tidak dapat menggosok gigi, kumur-kumurlah atau minumlah air putih yang banyak. Itu adalah cara yang sederhana dan paling mudah dilakukan.

Jenis kelenjar saliva dan muaranya :

Macam-macam kelenjar ludah :
  • Kelenjar ludah utama /  mayor /  besar-besar

Kelenjar-kelenjar ludah besar terletak agak jauh dari rongga mulut dan sekretnya disalurkan melalui duktusnya kedalam rongga mulut.

Kelenjar saliva mayor terdiri dari :

Ø      Kelenjar Parotis , terletak dibagian bawah telinga dibelakang ramus mandibula
Ø      Kelenjar Submandibularis (submaksilaris) , terletak dibagian bawah korpus mandibula
Ø      Kelenjar Sublingualis ,  terletak dibawah lidah

Kelenjar ludah besar sangat memegang peranan penting dalam proses mengolah makanan.
  • Kelenjar Parotis
  • Kelenjar parotis merupakan kelenjar ludah terbesar yang terletak antara prossesus mastoideus dan ramus mandibula.
  • Duktus kelenjar ini bermuara pada vestibulus oris pada lipatan antara mukosa pipi dan gusi dihadapan molar 2 atas.
  • Kelenjar parotis dibungkus oleh jaringan ikat padat.
  • Mengandung sejumlah besar enzim antara lain amilase lisozim, fosfatase asam, aldolase, dan kolinesterase.
  • Jaringan ikat masuk kedalam parenkim dan membagi organ menjadi beberapa lobus dan lobulus.
  • Secara morfologis kelenjar parotis merupakan kelenjar tubuloasinus (tubulo-alveolar) bercbang-cabang (compound tubulo alveolar gland).
  • Asinus-asinus murni serus kebanyakan mempunyai bentuk agak memanjang dan kadang-kadang memperlihatkan percabangan-percabangan.
  •  Antara sel-sel asinus membran basal terdapat sel-sel basket.
  • Saluran keluar utama ( duktus interlobaris) disebut duktus stenon (stenson) terdiri dari epitel berlapis semu.
  • Kearah dalam organ duktus ini bercabang-cabang menjadi duktus interlobularis dengan sel-sel epitel berlapis silindris.
  • Duktus interlobularis tadi kemudian bercabang-cabang menjadi duktus intralobularis. Kebanyakan duktus intralobularis merupakan duktus Pfluger yang mempunyai epitel selapis silindris yang bersifat acidophil dan menunjukkan garis-garis basal.
  • Duktus Boll pada umumnya panjang-panjang dan menunjukkan percabangan
  • Duktus Pfluger agak pendek
  • Sel-selnya pipih dan memanjang
  • Pada jaringan ikat interlobaris dan interlobularis terlihat banyak lemak yang berhubungan dengan “kumpulan lemak bichat” (Fat depat of bichat). Juga pada jaringan tersebut terlihat cabang-cabang dari Nervus Facialis dan pembuluh darah.

Kelenjar submandibularis (submaksilaris)
  • Kelenjar ini terletak disebelah dalam korpus mandibula dan mempunyai duktus ekskretoris (Duktus Wharton) yang bermuara pada dasar rongga mulut pada frenulum lidah , dibelakang gigi seri bawah.
  • Merupakan kelenjar yang memproduksi air liur terbanyak.
  • Seperti juga kelenjar parotis, kelenjar ini diliputi kapsel yang terdiri  dari jaringan ikat padat yang juga masuk ke dalam organ dan membagi organ tersebut menjadi beberapa lobulus.
  • Secara morfologis kelenjar ini merupakan kelenjar tubuloalveolar / tubuloacinus bercabang-cabang (compound tubulo alveolar gland).
  • Percabangan duktusnya sama dengan glandula parotis demikian pula sel-selnya.
  • Bentuk sinus kebanyakan memanjang.
  • Antara sel-sel asinus membran basal terdapat sel-sel basket.
  • Duktus Boll : pendek, sempit sehingga sukar dicari dalam preparat bila dibandingkan glandula parotis. Selnya pipih dan memanjang.
  • Duktus Pfluger : lebih panjang daripada duktus pfluger kelenjar parotis dan menunjukkan banyak percabangan sehingga dalam preparat lebih mudah dicari.


Kelenjar sublingualis :
  • Merupakan kelenjar terkecil dari kelenjar-kelenjar ludah besar.
  • Terletak pada dasar rongga mulut, dibawah mukosa dan mempunyai saluran keluar (duktus ekskretorius) yang disebut Duktus Rivinus.
  • Bermuara pada dasar rongga mulut dibelakang muara duktus Wharton pada frenulum lidah.
  • Glandula sublingualis tidak memiliki kapsel yang jelas tetapi memiliki septa-septa jaringan ikat yang jelas/tebal.
  • Secara morfologis kelenjar ini merupakan kelenjar tubuloalvioler bercabang-cabang  (compound tubuloalveolar gland).
  • Merupakan kelenjar tercampur dimana bagian besar asinusnya adalah mukus murni.
  • Duktus ekskretoris sama dengan glandula parotis.
  • Duktus Pfluger sangat pendek.
  • Duktus Boll sangat pendek dan bentuknya sudah tidak khas sehingga dalam preparat sukar ditemukan.
  • Pada jaringan ikat interlobularis tidak terdapat lemak sebagai glandula parotis.


  • Kelenjar ludah tambahan /  minor / kecil-kecil

Kebanyakan kelenjar ludah merupakan kelenjar kecil-kecil yang terletak di dalam mukosa atau submukosa (hanya menyumbangkan 5% dari pengeluaran ludah dalam 24 jam) yang diberi nama lokasinya atau nama pakar yang menemukannya. Semua kelenjar ludah mengeluarkan sekretnya kedalam rongga mulut.

Ø Kelenjar labial (glandula labialis) terdapat pada bibir atas dan bibir bawah dengan asinus-asinus         seromukus.
Ø Kelenjar bukal (glandula bukalis) terdapat pada mukosa pipi, dengan asinus-asinus seromukus
Ø Kelenjar Bladin-Nuhn ( Glandula lingualis anterior) terletak pada bagian bawah ujung lidah                disebelah menyebelah garis, median, dengan asinus-asinus seromukus
Ø Kelenjar Von Ebner (Gustatory Gland = albuminous gland) terletak pada pangkal lidah, dnegan           asinus-asinus murni serus.
Ø Kelenjar Weber yang juga terdapat pada pangkal lidah dengan asinus-asinus mukus .
    Kelenjar Von Ebner dan Weber disebut juga glandula lingualis posterior
Ø Kelenjar-kele   njar pada pallatum dengan asinus mukus .

Struktur-struktur kelenjar saliva

Tiap-tiap kelenjar sebagai suatu organ terdiri dari:
  1. Parenkim, yaitu bagian kelenjar yang terdiri dari asinus-asinus dan duktus-duktus bercabang.
  2. Asinus merupakan bagian-bagian sekretoris yang mengeluarkan sekret. Sekret ini akan dialirkan melalui suatu duktus untuk menyalurkan sekret kemana mestinya.
  3. Stroma / jaringan ikat interstisial yang merupakan jaringan antara asinus dan duktus tersebut
  4. Jaringan ikat ini membungkus organ (kapsel) dan masuk kedalam organ dan membagi organ tersebut menjadi lobus dan lobulus. Pada jaringan ikat tersebut ditemukan duktus kelenjar, pembuluh darah,s erat saraf dan lemak.

Kelenjar saliva mayor terdiri dari beberapa jenis sel:
1.Unit sekretori
Terdiri dari : sel-sel asinar ,  duktus interkalaris , duktus striata , dan main excretory ducts.
Sebagai tambahan kepada sel-sel ini yang bertanggung jawab besar untuk sekresi dan modifikasi dari saliva, sel-sel plasma juga berkontribusi pada sekresi saliva, setidaknya pada kelenjar minor.
2. Unit non sekretori
Terdiri dari myoepitel sel dan sel saraf


Sel-sel asinar
Merupakan unit sekretori sel.
Sel asinar mengandung olyco protein, protein dan elektrolit.
Menurut sekretnya , asinus dapat dibedakan menjadi asinus serus, mukus, dan tercampur.

a.       Asinus serus
–    Sekretnya encer
–    Terdapat pada kelenjar parotis
–    Pengecatan HE bewarna ungu kemerahan
–    Lumennya sempit
–    Batas sel sukar dilihat dan antara sel terdapat kanalikuli sekretoris interseluler
–    Inti sel bulat kearah basal
–    Penampakan sel tergantung fase sekresi selnya, dimana pada fase istirahat, bagian apikalnya               banyak terdapat butir sekresi (zimogen) sehingga inti sel terdesak ke basal. Dan setelah sekresi           sel, maka sel menjadi mengecil.
–    Terdapat sel myoepitel diantara sel kelenjar dan membran basal yang dapat berkontraksi untuk             membantu mengeluarkan sekret asinus
  
b.      Asinus mukus
–    Sekretnya kental
–    Terdapat pada kelenjar saliva minor /  tambahan / kecil-kecil
–    Pengecatan HE berwarna jernih kebiruan
–    Lumennya besar
–    Batas sel lebih jelas terlihat, tidak terdapat kanalikuli interseluler sehingga sekretnya langsung             dituangkan oleh sel sekretoris kedalam lumen asinus
–    Inti sel pipih kearah basal
–    Pada fase istirahat, sitoplasmanya mengandung butir mucigen yang sering rusak saat preparat             fifiksasi/dicat sehingga sel menjadi lebih terang
–    Terdapat sel myoepitel
–    Organela selnya berbeda dengan sel serus, dimana terdapat lebih sedikit mitokondria, RE, dan             banyak apparatus golgi sehingga terdapat lebih banyak komponen karbohidrat pada sekretnya

c.       Asinus campuran
–   Yang dimaksud dengan kelenjar-kelenjar yang mempunyai asinus tercampur, adalah kelenjar-              kelenjar yang mempunyai baik asinus serus maupun asinus-asinus mukus sebagai parenkimnya.          Campuran tersebut dapat berupa asinus-asinus murni mukus dengan asinus-asinus murni serus             atau dapat pula satu asinus mempunyai bagian mukus dan serus bersama-sama
–    Kelenjar submandibularis (submaksilaris) memiliki sel serus lebih banyak dari pada sel mukusnya
–    Kelenjar sublingualis memiliki sel mukus lebih banyak daripada sel serusnya
–    Pada asinus tercampur sel-sel mukus sering didapatkan dekat duktus sedangkan sel-sel serus pada       bagian yang jauh dari duktus
–    Kadang-kadang sel mukus berasal dari melendirnya sel-sel asinus karena terganggunay                       pengeluaran sekretnya. Gangguan tersebut sering terjadi pada duktus Boll
–    Bila dalam satu asinus sel-sel mukus lebih banyak lagi, maka sel-sel albumin (serus) tadi akan            terdesak kearah apikal (puncak) asinus, sehingga sel-sel serus tadi merupakan suatu lengkungan          yang pada penampang sering terlihat sebagai bulan sabit, yangs ering disebut lanula Gianuzzi              (Demilines of Haidenhain, Crescent of Gianuzzi, serous demilunes of Gianuzzi). Bagian ini masih       mempunyai kanalikuli sekretoris interseluler yang bermuara ke lumen asinus.

Duktus

Saluran kelenjar ludah terdiri dari beberapa bagian yang panjangnya berbeda-beda menurut jenis kelenjar. Jika dipandang dari segi lobulasi, ada yang letaknya intralobularis dan ada yang interlobularis.

1. Duktus intralobularis
a.    Duktus interkalaris (Duktus Boll)
– Duktus yang menghubungkan asinus dengan saluran berikutnya (duktus Pfluger)
– Bersifat non sekretorius
– Terdiri dari epitel selapis pipih atau selapis kubis
– Fungsi :  a. mengatur sekresi saliva asinar
   b. memodifikasi komponen elektrolit
   c. mengangkut komponen makromolekuler

b.   Duktus sekretorius (Pfluger)

– Duktus yang lebih besar dan bersifat sekretorious, sehingga disebut juga duktus salivatorius, terutama menghasilkan Ca dan air
– Epitelnya terdiri dari epitel selapis kubis sampai silindris dimana bagian basalnya menunjukkan garis-garis sehingga juga disebut striated duct (duktus bergaris-garis)
–   Fungsi : a.   Transport elektrolit dengan menyerap sodium dari sekresi utama          diangkut keluar melalui pembuluh darah kapiler

 b.  memodifikasi kompisisi elektrolit saliva

2. Duktus Interlobularis

Duktus pfluger tadi dilanjutkan oleh saluran yang lebih besar keluar dari lobulus kelenjar tadi, masuk ke dalam jaringan ikat interlobular. Saluran ini merupakan duktus pengeluaran atau eksretorius yang mengalirkan saliva ke dalam rongga mulut. Terdiri dari epitel selapis silindris atau berlapis semu dan dekat muara duktus, epitel ini berubah menjadi epitel berlapis pipih dan berlanjut ke epitel rongga mulut.

Penamaan duktus berdasarkan atas pakar yang menemukannya :
§          Kelenjar parotis : Stensen
§          Kelenjar Submandibular (submaksilaris) : Whartoni
§          Kelenjar Sublingualis : Bartholini

Fungsi = Resorpsi Na dan sekresi K

Sel Myoepitel
–       Terdapat dalam asinar
–       Fungsinya untuk mengatur pergerakan saliva dari asinar kesistem duktus dengan cara kontraksi asinar

Apa yang terjadi pada saluran saliva saat melewati saluran tersebut :
            1. Sekresi bikarbonat dan Kalium (Potassium)
            2. Reabsorbsi Natrium dan Chlorida

Saraf kelenjar ludah
–       Kelenjar ludah disarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis (N VII)
–       Saraf parasimpatis = merangsang keluarnya saliva
–       Saraf simpatis = merangsang reseptor α dan β

Kelenjar ludah mendapatkan supply saraf parasimpatis dari nukleus ludah inferior, kelenjar submandibula dan sublingualis mendapat supply saraf dari nukleus ludah superior. Supply saraf simpatis untuk kelenjar parotis, submandibularis, sublingualis berasal dari ganglion simpatis servikal superior, dengan pleksus saraf yang berjalan ke kelenjar ludah di sepanjang arteri. Kelenjar ludah minor mungkin juga mempunyai supply saraf simpatis dan parasimpatis.

Sekresi kelenjar ludah
Saliva atau ludah merupakan campuran dari beberapa sekresi kelenjar ludah. Sekresi normal saliva sehari berkisar antara 800 – 1500 ml. Pada umumnya saliva merupakan cairan viskus, tidak berwarna yang mengandung air, mukoprotein, immunoglobulis, karbohidrat komponen-komponen organis seperti, Ca, P, Na, Mg, Cl, Fe, dan J. Kecuali itu saliva mengandung pula enzim amilase yaitu ptialin Selanjutnya saliva juga mengandung sel-sel desquamasi yang lazim disebut korpuskulus salivatorius. Komposisi saliva tadi sangat tergantung pada keaktivan kelenjar-kelenajar ludah. Sekresi kelenjar ludah dapat terjadi oleh beberapa faktor, yaitu : reflek saraf, rangsangan mekanis, rangsangan kimaiwi. Bahan makanan dan zat kimia dapat memberi rangsangan langsung pada mukosa mulut. Bahan makanan juga dapat merangsang serat saraf eferens yang berasal dari bagian thorakal. Sekresi air ludah dapat pula timbul secara reflektoris hanya dengan jalan mencium bau makanan, melihat makanan, atau dengan memikirkan dan membayangkan makanan saja.

Saliva mengandung 2 tipe sekresi protein yang utama yaitu : sekresi serus ( merupakan enzim untuk mencernakan serat à ptyalin) , sekresi mukus (untuk pelumasan dan perlindungan permukaan).Pada umumnya kelenjar ludah kaya dengan pembuluh darah. Pembuluh darah besar berjalan bersama-sama dengan duktusnya pada jaringan ikat interlobularis dan memberi cabang-cabang mengikuti cabang-cabang duktusnya kedalam lobuli, dimana pada akhirnya ia membentuk anyaman-anyaman kapiler mengitari asinus dan akhirnya kembali membentuk vena yang berjalan bersama-sama dengan pembulu h darah arterinya.

Faktor yang mempengaruhi sekresi saliva :
Ø       Irama siang malam
Ø       Sifat dan besar stimulus
Ø       Tipe kelenjar
Ø       Diet
Ø       Umur, jenis kelamin dan fisiologi seseorang
Ø       Kadar hormon
Ø       Elektrolit
Ø       Kapasitas buffer
Ø       Obat-obatan
Ø       Gerak badan 
                                                               
Daftar Pustaka

Haskell R and Gayford J.J , Penyakit Mulut. Jakarta:1991

Arey Leslie Brainerd, Ph.D.,LL.D., Human Histology a textbook in outline from W.B. Saunders Company, Third edition Philadelphia. London, Toronto 1968.

Regina dan Nahak M Maria, Dasar-Dasar Imlu Pencabutan Gigi. Akademi Kesehatan Gigi Denpasar.

Roth Gerald I and Camles Robert, Oral Biology.The C. V. Mosby Company. Chapter 8:196-213 , 1981.

http://arbl.cvmbs.colostate.edu/hbooks/pathphys/digestion/pregastric/salivary.html

http://www.fpnotebook.com/ENT59.htm

http://en.wikipedia.org/wiki/Saliva#Role_in_emesis

Share:

Pengantar Ilmu Farmasi Karya Ilmiah


Pengantar Ilmu Farmasi

Pengertian Farmasi | Kamus Webster mendefinisikan farmasi sebagai  seni atau praktis penyediaan, pengawasan, pencampuran dan pendistribusian obat-obatan". Kata Farmasi sendiri  berasal dari asal kata farmakon (Latin) yang berarti racun. Dalam pengelompokan ilmu pengetahuan, Stuart Chase, dalam bukunya  The Power Study of  Mankind menempatkan Farmasi sebagai bagian dari natural science.

Pembagian ilmu pengetahuan menurut Stuart Case:
Natural Science:

1. Biologi
2. Antropologi fisik
3. Kedokteran
4. Farmasi
5. Pertanian
6. Ilmu pasti
7. Ilmu alam
8. Ilmu teknik
9. Geologi
10. Dan lain sebaginya

Ilmu-Ilmu Kemasyarakatan:

1. Hukum
2. Ekonomi
3. Ilmu jiwa sosial
4. Ilmu bumi social
5. Sosiologi
6. Antropologi budaya dan sosial
7. Ilmu sejarah
8. Ilmu politik
9. Ilmu pendidikan
10. Publisitik dan jurnalistik
11. Dan lain sebagainya

Humaniora:

1. Ilmu agama
2. Filsafat
3. Bahasa
4. Seni
5. jiwa
6. Dan lain sebagainya

Sumbangan dunia farmasi terhadap dunia kesehatan sangatlah besar dengan ditemukannya berbagai obat dan system pengobatan yang rasional dengan mengutamakan unsur keselamatan pasien. Tanggungjawab yang dipikul oleh ahli farmasi menjadi semakin penting dengan pengembangan obat-obat baru hasil penyelidikan oleh para saintis. Tanggungjawab ini khusus berkaitan dengan penggunaan obat secara rasional dan perlindungan masyarakat daripada kemudaratan obat-obatan semasa menggunakannya.

Bidang kajian Farmasipun semakin berkembang,  Selain bidang yang telah dibahas sebagai bidang kajian di perguruan tinggi farmasi seperti bidang kimia farmasi, biologi farmasi, farmakologi, teknologi farmaseutik dan farmasi klinikal juga farmasi telah meluaskan kajiannya kepada bidang farmasi sosial yang melibatkan statistik, kemahiran komunikasi, farmako ekonomi, farmako epidemiologi, farmako informatik, perundangan, etika dan kebijakan.
Tepat tidaknya penempatan Farmasi sebagai natural science seperti yang diutarakan di atas akan kita lihat dari aspek-aspek yang melingkupi Farmasi sebagai sebuah displin ilmu, yaitu aspek ontology, epistomologi dan aksiologi.

Aspek Kajian Farmasi

Dari aspek ontology, objek yang dibahas dalam bidang farmasi sangatlah luas melibatkan dukungan displin ilmu lain seperti biologi, kimia, botani, fisika, sosial, ekonomi, hukum dan perundangan, seni serta matematika sebagai alat komunikasi (bahasa)  ilmu pengetahuan. Melihat kaitan-kaitan imu yang bertautan dengan farmasi dapat dikatakan bahwa farmasi tidak dapat dilepaskan dengan ilmu lainnya dari tiga kelompok besar: Natural science, ilmu-ilmu kemsyarakatan dan humaniora.

Dari ilmu botani yang merupakan cabang dari biologi dikembangkan pembahasan lebih lanjut mengenai sistematika dan morfologi tumbuhan, anatomi dan fisiologi tumbuhan. Kedua bahasan tersebut akan menunjang kepada penggalian tumbuh-tumbuhan sebagai obat baik dari identifikasi tanaman obat, kandungan kimia dan metode pemisahannnya. Bidang Farmasi dengan dasar ilmu botani ini dikembangkan lebih lanjut dalam ilmu farmakognosi, bahan alam farmasi dan fitokimia. Sementara biologi sendiri menjadi dasar bagi pembahasan dalam dunia farmasi menyangkut, anatomi dan fisiologi manusia, , mikrobiologi, parasitologi, farmakologi dan  bioteknologi.

Kimia sebagai ilmu dasar (basic science) juga merupakan penunjang utama  bagi ilmu farmasi. Beberapa reaksi kimia dipelajari secara mendalam terkait dengan proses pembuatan obat dan reaksi obat dalam tubuh. Kimia dasar membekali ilmu keahlian dasar seperti kimia analisis, kimia organik, kimia fisik dan biokimia.  Dari bidang yang dikategorikan keahlian dasar tersebut akan dipelajari lebih lanjut dalam bidang farmasi berupa Kimia Farmasi Analisis, Kimia Medisinal, dan kimia klinik.
Smentara itu Fisika, seperti halnya ilmu kimia menjadi dasar bagi pembahasan di bidang Farmasi khususnya dengan teknologi farmasi yang menyangkut sediaan danformulasi senyawa obat. Bidang bahasan di Farmasi yang terkait dengan fisika sebagai ilmu dasar adalah Farmasetika, Bio Farmasi, Farmako kinetik, Teknologoi Farmasi (liquid, semi solid dan solida).

Sementara itu bidang ilmu lainnya seperti ilmu sosial, ekonomi, antropologi dan hukum merupakan ilmu-ilmu yang tidak dapat dilepaskan dari bidang kajian Farmasi. Antropologi sangat terkait dengan perkembangan obat dan pengobatan modern. Ilmu sosial telah melahirkan apa yang disebut daengan farmasi sosial demikian pula ekonomi (farmako ekonomi). Semenatara ilmu hukum (dan perundangan) sangat erat dengan bidang kajian farmasi terutama dalam hubungannya yang mengatur profesi farmasis (apoteker)  dan produksi serta distribusi obat.

Bila disimpulkan objek bidang farmasi adalah meliputi:

1. Produk
1. Penelitian
2. Pengadaan
3. Pengawasan (Quality Qontrol)
4. Distribusi
5. Pengembangan produk
2. Pasien/Pengguna
1. Pelayanan Apotik
2. Pelayanan Rumah sakit

Kajian-kajian mengenai NATURAL SCIENCE pada dasarnya membekali calon farmasis dalam membuat suatu produk yang bermutu. Dan penggalian terhadap ilmu-ilmu kemasyarakatan dan humaniora pada intinya mempersiapkan farmasis untuk termapil dalam mengadakan pelayanan terhdap pasien/pengguna produk farmasis.

Dari aspek epistemology, metode yang digunakan dalam pembahasan ilmu farmasi menggunakan metode ilmiah yang bercirikan pada observasi, pengukuran, penjelasan dan verifikasi. Dengan berkembanganya ilmu farmasi seperti farmasi sosial dan farmasi ekonomi maka metode kajian farmasi akan bertambah sesuai dengan telaah dan model masalah yang dihadapi.

Aspek terakhir adalah, aspek aksiologi. Ilmu Farmasi dimaksudkan untuk membantu manusia tidak saja dalam mencarikan senyawa obat yang efektif dalam mencegah dan melawan penyakit tapi juga telah berkembang pada perawatan tubuh seperti kosmetik, dan kesehatan reproduksi, seperti alat-alat atau bahan kontrasepsi.

Dengan kata lain tujuan bidang  Farmasi adalah mengadakan pelayanan FARMASI YANG BERMUTU dan PRIMA.
Yang dimaksud bermutu adalah sesuai dengan standar dan kepuasan masyarakat. Sementara pelayanan yang PRIMA adalah bersikap responsive dan hasilnya melebihi harapan pengguna/pelanggan.

Sementra itu outcome bidang farmasi adalah berupa pengelolaan terapi obat yang berjalan dengan optimal dan peningkatan kualitas hidup pasien atau pengguna.

Dasar Keilmuan

Dasar keilmuan farmasi dapat dibedakan menjadi
Ilmu-Ilmu Dasar :

Matematika
Fisika
Kimia
Biologi
Dll

Ilmu Dasar Keahlian :

Kimia Fisik
Kimia Organik
Biokimia Umum
Morfologi dan sistematika tumubuhan
Anatomi Fisiologi manusia
dll

Ilmu Keahlian Farmasi :

Mikrobiologi Farmasi
Farmakognosi-Fitokimia
Teknologi Sediaan Farmasi
Farmakologi
Imunologi
Kimia Farasi
Kimia Medisinal
Teknologi Pangan
Kosmetik
Dll

 Ilmu Penunjang :

Ilmu-ilmu social kemasyarakatan
Peraturan dan Perundangan
Etika
Management
Dll

 Bidang Keahlian FARMASI

Kelompok Bidang keahlian (KBK) di farmasi atau disebut juga unit bidang ilmu farmasi, didasarkan kepada keterkaitan masing-masing bidang kajian. Adapun dalam praktik di perguruan tinggi biasanya juga diperhitungkan variabel sumber daya manusia dan kelengkapan laboratorium sebagai basis pengembangan KBK.

Ada empat kelompok bidang keahlian/pembidangan di FARMASI seperti yang diterapkan di Institut Teknologi Bandung dan Farmasi Universitas Padjdjaran BANDUNG , yaitu:

1. KBK Kimia Farmasi
2. KBK Farmakologi
3. KBK Framakognosi-Fitokimia
4. KBK Teknologi Farmasi

Pembagian di atas memang tidak baku dan masih ada beberapa penggolongan seperti yang diterapkan di Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada:

1. KBK Biologi Farmasi
2. KBK Kimia Farmasi
3. KBK Farmasetika

Hal ini juga berbeda dengan yang dikembangkan di Universitas Kebangsaan Malaysia, yang telah mengadopsi bidang keahlian yang relatif baru seperti Farmasi Rumah sakit, Farmasi Sosial dan Pemerintahan  :

1. Farmasi Hospital
2. Farmasi Komuniti
3. Industri Farmaseutikal
4. Akademia
5. Lain-lain (peraturan dan perundangan, farmasi sosial dan ekonomi, dll)

------oooo------


Share:

Dasar - Dasar Ilmu Farmasi (Ilmu Farmasi Dan Perkembangannya)


Pengertian  Farmasi

Secara bahasa, Farmasi dalam bahasa Yunani yaitu pharmacon, yang berarti obat, sedangakan dalam bahasa Inggris pharmacy yang juga berarti obat.
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik, memformulasi, mengobinasi, menganalisis, serta menstandarkan obat dan pengobatan juga sifat-sifat obat beserta pendistribusian dan penggunaannya secara aman.Farmasi dalam bahasa Yunani(Greek) disebut farmakon yang berarti medika atau obat.

Menurut wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Farmasi merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi termasuk praktik farmasi tradisional seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien (patient care) di antaranya layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat.

Batasan farmasi menurut kamus adalah seni dan ilmu meracik dan menyerahkan atau membagikan obat. Dengan demikian berarti bahwa kedua konsep farmasi dan farmasis adalah kongruen, yakni yang satu dapat diturunkan dari yang lainnya.
Farmasi juga biasa diartikan seni atau praktek penyiapan, pengawetan, peracikan, dan penyerahan obat,(webster’ New Collegiate Dictionary. Springfield, MA, G, & C. Merriam Co, 1987).

  • Sejarah Perkembangan Farmasi

Sejak dahulu nenek moyang bangsa Indonesia telah mengenal penggunaan obat tradisional (jamu) dan pengobatan secara tradisional (dukun). Pada zaman itu sebenarnya dukun melaksanakan dua profesi sekaligus, yaitu profesi kedokteran, (mendiagnose penyakit) dan profesi kefarmasian (meramu dan menyerahkan obat kepada yang membutuhkannya).

Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan tradisional yang berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina, dan Wilayah Asia lainnya. Mulanya "ilmu pengobatan" dimiliki oleh orang tertentu secara turun-temurun dari keluarganya. Bila kamu sering nonton film Cina, pasti banyak kalian lihat para tabib yang mendapatkan ilmunya dari keluarga secara turun-temurun. Itu gambaran "ilmu farmasi" kuno di Cina. 
Kalau di Yunani, yang biasanya dianggap sebagai tabib adalah pendeta. Dalam legenda kuno Yunani, Asclepius, Dewa Pengobatan menugaskan Hygieia untuk meracik campuran obat yang ia buat. Oleh mmasyarakatt Yunani Hygiea disebut sebagai apoteker (Inggris : apothecary). Sedangkan di Mesir, paktek farmasi dibagi dalam dua pekerjaan, yaitu : Yang mengunjungi orang sakit dan yang bekerja di kuil menyiapkan racikan obat.

Penggunaan obat dapat ditelusuri sejak tahun 2000 S.M. pada zaman kebudayaan Mesir dan Babilonia telah dikenal obat dalam bentuk tablet tanah liat (granul), dan bentuk sediaan obat lain. Saat itu juga sudah dikenal ratusan jenis bahan alam yang digunakan sebagai obat. Pengetahuan tentang obat dan pengobatan selanjutnya berkembang lebih rasional pada zaman Yunani, ketika Hippocrates (460 S.M.) memperkenalkan metode dasar ilmiah dalam pengobatan. 

Dalam zaman Yunani itu dikenal pula Asklepios atau Aesculapius (7 S.M.) dan puterinya Hygeia. Lambang tongkat Asklepios yang dililiti ular saat ini dijadikan lambang penyembuhan (kedokteran), sedangkan cawan atau mangkok Hygeia yang dililiti ular dijadikan lambang kefarmasian.

Perkembangan profesi kefarmasian pada abad selanjutnya dilakukan dalam biara, yang telah menghasilkan berbagai tulisan tentang obat dan pengobatan dalam bahasa latin yang hampir punah itu, sampai saat ini dijadikan tradisi dalam penulisan istilah di bidang kesehatan. Perkembangan kefarmasian yang pesat pula telah terjadi dalam zaman kultur Arab dengan terkenalnya seorang ahli yang bernama al-Saidalani pada abad ke-9.

Namun demikian tonggak sejarah yang penting bagi farmasi ialah tahun 1240 di Sisilia, Eropa, ketika dikeluarkan surat perintah raja (edict) yang secara legal (menurut undang-undang) mengatur pemisahan farmasi dari pengobatan. Surat perintah yang kemudian dinamakan ”Magna Charta” dalam bidang farmasi itu juga mewajibkan seorang Farmasis melalui pengucapan sumpah, untuk menghasilkan obat yang dapat diandalkan sesuai keterampilan dan seni meracik, dalam kualitas yang sesuai dan seragam. ”Magna Charta” kefarmasian ini dikembangkan sampai saat ini dalam bentuk Kode Etik Apoteker Indonesia dan Sumpah Apoteker.

Perkembangan ilmu farmasi kemudian menyebar hampir ke seluruh dunia. Mulai Inggris, Amerika Serikat, dan Eropa Barat. Sekolah Tinggi Farmasi yang pertama didirikan di Philadelphia, Amerika Serikat pada tahun 1821 (sekarang sekolah tersebut bernama Philadelphia College of Pharmacy and Science). Setelah itu, mulailah era baru ilmu farmasi dengan bermunculannya sekolah-sekolah tinggi dan fakultas2 di universitas.

Peran organisasi keprofesian atau keilmuwan juga ditentukan perkembangan ilmu farmasi. Sekarang ini banyak sekali organisasi ahli farmasi baik lingkup nasional maupun internasional. Di Inggris, organisasi profesi pertama kali didirikan pada tahun 1841 dengan nama "The Pharmaceutical Society of Great Britain". Sedangkan, di Amerika Serikat menyusul 11 tahun kemudian dengan nama "American Pharmaceutical Association". Organisasi internasionalnya akhirnya didirikan pada tahun 1910 dengan nama "Federation International Pharmaceutical".

Sejarah industri farmasi modern dimulai 1897 ketika Felix Hoffman menemukan cara menambahkan dua atom ekstra karbon dan lima atom ekstra karbon dan lima atom ekstra hidrogen ke adlam sari pati kulit kayu willow. Hasil penemuannya ini dikenal dengan nama Aspirin, yang akhirnya menyebabkan lahirnya perusahaan industri farmasi modern di dunia, yaitu Bayer. Selanjutnya, perkembangan (R & D) pasca Perang Dunia I. Kemudian, pada Perang Dunia II para pakar berusaha menemukan obat-obatan secara massal, seperti obat TBC, hormaon steroid, dan kontrasepsi serta antipsikotika.

Sejak saat itulah, dunia farmasi  terus berkembang dengan didukung oleh berbagai penemuan di bidang lain, misalnya penggunaan bioteknologi. Sekolah-sekolah farmasi saat ini hampir dijumpai di seluruh dunia. Kiblat perkembangan ilmu, kalau bolehh kita sebut, memang Amerika Serikat dan Jerman (karena di sanalah industri obat pertama berdiri).

Bagaimana dengan perkembangan farmasi di Indonesia? Perkembangan farmasi boleh dibilang dimulai ketika berdirinya pabrik kina di Bandung pada tahun 1896. Kemudian, terus berjalan sampai sekitar tahun 1950 di mana pemerintah mengimpor produk farmasi jadi ke Indoneisa. Perusahaan-perusahaan lokal pun bermunculan, tercatat ada Kimia Farma, Indofarma, Biofarma, dan lainnya. Di dunia pendidikan sendiri, sekolah tinggi atau fakultas farmasi juga dibuka di berbagai kota.

  • Pemisahan Farmasi dan Kedokteran

Publich Pharmacies mulai muncul pada abad ke-17 di Negara-negara Eropa yang terkena pengaruh kebudayaan Arab. Namun di Sisilia dan Italia Selatan, Pemisahan Farmasi dari Kedokteran sudah dilakukan mulai tahun 1240 Masehi. Frederick II dari Hohenstaufen, merupakan Kaisar dari Jerman serta Raja dari Sisilia, adalah mata rantai yang hidup antara Budaya Oriental dan Occidental. Di Istananya di Palermo, ia menyajikan subjek Farmasi dengan dekrit Eropa pertama yang benar-benar memisahkan tanggung jawab Apoteker dari Bidang Kedokteran, dan Peraturan Resep untuk praktek professional Apoteker.

Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai Bapak Ilmu Kedokteran, belum dikenal adanya istilah farmasis. Seorang dokter yang mendiagnosis penyakit sekaligus berperan sebagai “Apoteker” yang menyiapkan obat. Pada tahun 1240 M, Raja Jerman Frederick II memerintahkan pemisahan secara resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam dekritnya yang terkenal “Two Silices“. Dari sejarah ini, satu hal yang perlu direnungkan adalah bahwa akar ilmu farmasi dan ilmu kedokteran adalah sama. Walaupun kedua bidang ilmu ini memiliki akar yang sama, tapi pastilah terdapat perbedaan diantara keduanya sehingga Frederick II mengeluarkan kebijakan tersebut.

Jika kita berbicara tentang spesifikasi ilmu, bidang ilmu farmasi dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu: farmasi komunitas, farmasi klinik, farmasi industri dan farmasi regulatori (pendidikan dll). Keempat bidang ini memiliki spesifikasi tersendiri.

Farmasi komunitas yang dimaksud sering kita identikkan dengan kata “apoteker”. Perannya yang spesifik adalah bersentuhan langsung dengan pasien untuk menyerahkan obat (dispending) dan memberikan informasi dan edukasi yang benar tentang obat. Posisinya adalah sebagai rekan kerja dokter. Namun, baru-baru ini seperti kita tahu bahwa dokter sedang berusaha untuk mereformasi sistem dispensing (penyerahan) obat. Tak bisa kita sangkal juga bahwa pelayanan apoteker memang sangat kurang. Dalam hal ini yang patut mendapat sorotan utama bukanlah sistemnya, namun orang-orang yang berada dalam sistem tersebut.

Bidang farmasi industri dan regulatori bergerak pada pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi di bidang kefarmasian. Sepintas memang bidang ini seolah-olah hampir sama dengan bidang yang ditekuni oleh para ahli kimia. Namun tetap saja peran farmasi industri tidak dapat digantikan oleh para ahli kimia, karena dalam penelitian dan pengembangan obat dibutuhkan juga ilmu yang spesifik (misalnya farmakokinetik dll) dan ilmu ini idak dipelajari oleh sarjana yang lain.

Spesifikasi dari farmasi klinik berkaitan dengan analisis dan penegakan diagnosa suatu penyakit serta cara penanganannya. Pemahaman yang mendalam terhadap ilmu biokimia dan anatomi fisiologi manusia merupakan ilmu dasar yang sangat diperlukan pada bidang farmasi ini, namun diperlukan juga pengetahuan yang mendalam mengenai pengobatan dan obat (termasuk sampai pada tingkat molekuler), inilah salah satu hal yan membedakan sarjana farmasi dengan sarjana biokimia maupun biologi.

Dari pemaparan diatas terlihat jelas bahwa farmasis dan apoteker memiliki bidang ilmu yang spesik, yang membedakannya dengan bidang ilmu lainnya.

  • Asosiasi profesi

Untuk diakuinya keahlian keprofesian maka setiap profesi harus disertifikasi secara formal oleh suatu lembaga keprofesian yang berkaitan. Di negara kita sendiri terdapat suatu asosiasi khusus di bidang kefarmasian, lembaga ini dikenal dengan singkatan ISFI (Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia).

Dalam anggaran dasar ISFI disebutkan bahwa Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia merupakan satu-satunya organisasi para Apoteker Indonesia, yang merupakan perwujudan dari hasrat murni dan keinginan luhur para anggotanya, yang menyatakan untuk menyatukan diri dalam upaya mengembangkan profesi luhur kefarmasian di Indonesia pada umumnya dan martabat anggota pada khususnya. Sedangkan yang menjadi anggota dalam ISFI, 2 diantaranya adalah anggota muda (sarjana farmasi) dan apoteker.

Jika kita lihat fungsi dari ISFI sendiri mengacu pada seluruh seluruh oknum yang berkecimpung dalam bidang kefarmasian (pada poin a dan b yang ditekankan adalah apoteker, sedangkan poin c lebih mengarah pada seluruh oknum yang memberikan diri untuk mengembangkan bidang kefarmasian ). Namun jika kita analisis dari misi ISFI sendiri, seolah-olah yang lebih menjadi prioritas hanya apoteker.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah apoteker yang dimaksud hanya ahli-ahli farmasi yang berkecimpung di bidang farmasi komunitas ataukah para para ahli-ahli farmasi yang memiliki gelar apoteker? Apabila yang dimaksud dengan apoteker dalam keanggotaan ISFI adalah ahli-ahli farmasi yang berkecimpung di bidang farmasi komunitas dan sarjana farmasi yang akan berkecimpung di bidang yang sama, maka ahli farmasi diluar farmasi komunitas tidak layak disebut sebagai profesi, sebaliknya, bila yang dimaksud dengan apoteker (dalam keanggotaan ISFI) adalah seluruh ahli farmasi yang memiliki gelar apoteker (secara tidak langsung mengandung arti bahwa anggota muda yang dimaksud adalah seluruh sarjana farmasi) maka farmasis dan apoteker dapat disebut sebagai profesi.

  • Komitmen untuk mengasah diri dan mengabdi terhadap kepentingan umum.

Idealnya tenaga profesi adalah seorang yang berkomitmen untuk selalu mengasah diri dan mengabdi terhadap kepentingan umum. Jika kita analisis sejarah perkembangan farmasi secara umum terlihat bahwa bidang kefarmasian selalu berusaha untuk mengembangkan diri ke arah yang lebih baik. Bukti nyata dari usaha peningkatan pengabdian farmasi terhadap kepentingan umum adalah konsep kefarmasian yang diubah kearah patient oriented (Pharmaceutical care-asuhan kefarmasian).
  • Kesimpulan

Dari pemaparan diatas, secara umum farmasis dan apoteker memenuhi ketiga komponen diatas untuk dapat disebut sebagai profesi. Namun perlu juga digaris bawahi bahwa tidak semua farmasis dan apoteker bersikap sebagai seorang professional. Jadi kesimpulan yang lebih tepat adalah seseorang dikatatakan berprofesi sebagai farmasis dan atau apoteker apabila orang tersebut benar-benar memilkii pengetahuan yang spesifik mengenai bidang ilmu kefarmasian, merupakan anggota dari ISFI dan memiliki komitmen untuk selalu mengasah diri serta mengabdi kepada kepentingan umum.
  • Kritik dan Saran

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini oleh karena itu sangat diharapkan kritik maupun saran dari pembaca, untuk peyempurnaan pada makalah-makalah berikutnya.

Daftar Pustaka

Adjat Sakri (penyunting) (1985) “Ihwal Menerjemahkan”, Terbitan 2,
      Penerbit ITB Bandung.
Brown, B. Atkins, M. (1988) “ Effective Teaching in Higher Education”,
      Methuen, New York.
Webster’s New Collegiate Dictionary. SpringField, MA, G. & C. Merriam Co, 1987 ).
http://www.pengertiandefinisi.com/2011/11/pengertian -farmasi.html
http://www.penyusun-kajian1-2-bersama-farmasi-klinikdan-kedokteran-sebagai-peningkatan-kompetensi-dan-perwujudan-mekanisme-check-and-balance-dunia-kesehatan-indonesia.html

Share:

Sabtu, 30 Juli 2016

Teori Emosi Elizabeth B.Hurlock (konsep Psikologi)


TEORI  EMOSI  ELIZABETH  B. HURLOCK

A. Pengertian Emosi

Apakah definisi dari emosi?
Apakah sebagian orang mendefinisikan emosi sama seperti perasaan yang mendalam apabila dirasakan? Emosi dan perasaan adalah dua konsep yang berbeda, tetapi perbedaan keduanya tidak dapat dinyatakan secara tegas.Emosi dan perasaan merupakan gejala emosional yang secara kualitatif berkelanjutan tetapi tidak jelas batasannya.Pada suatu saat warna afektif dapat dikatakan sebagai perasaan, tetapi dapat disebut sebagai emosi.Misalnya, marah yang ditunjukkan dalam bentuk diam. Oleh karena itu, emosi dan perasaan tidak mudah untuk dibedakan.

Penggolongan emosi dapat dibedakan menjadi menjadi sebagai berikut :

1. Emosi yang sangat mendalam (misalnya sangat marah atau sangat takut) menyebabkan aktivitas yang sangat tinggi, sehingga seluruh tubuh diaktivkan, dan dalam keadaan seperti ini sukar untuk menentukan apakah seseorang sedang takut atau sedang marah.

2. satu orang dapat menghayati satu macam emosi dengan berbagai cara. Misalnya kalau marah satu orang contohnya dapat gemetar di tempat dan yang lain mungkin memaki atau yang lain lagi mungkin lari dan diam.

3. Nama yang umumnya diberikan kepada berbagai jenis emosi biasanya didasarkan pada sifat rangsangnya buakan pada keadaan emosinya sendiri. Jadi ’takut’ adalah emosi yang timbul terhadap suatu bahaya dan ’marah’ adalah emosi yang timbul dari suatu yang menjengkelkan.

Pada saat emosi, sering terjadi perubahan-perubahan fisik pada seseorang, seperti :

a. reaksi elektris pada kulit meningkat bila terpesona
b. peredaran darah bertambah cepat bila marah
c. denyut jantung bertambah cepat bila terkejut
d. bernapas panjang kalau kecewa
e. pupil mata membesar bila marah
f. air liur mengering bila takut atau tegang
g. bulu roma berdiri kalau takut
h. pencernaan menjadi sakit atau mencret-mencret kalau tegang
i. otot menjadi tegang atau bergetar
j. komposisi darah berubah dan kelenjar-kelenjar lebih aktif

Menurut Elizabeth B. Hurlock (1978:79) reaksi yang menyenangkan pada bayi dapat diperoleh dengan cara mengubah posisi tubuh secara tiba-tiba, membuat suara keras atau membiarkan bayi menggunakan popok yang basah. Rangsangan ini menimbulkan reaksi emosional berupa tangisan dan ativitas yang kuat.Sebaliknya reaksi yang menyenangkan dapat tampak jelas tatkala bayi menyusui pada ibunya.

Pada umumnya anak kecil lebih emosional daripada orang dewasa karena pada usia ini anak masih relatif muda dan belum dapat mengendalikan emosinya. Anak kecil memiliki perilaku yang sangat memaksa.Mereka hanya mempunyai sedikit kendali dari dorongan hati mereka dan mudah merasa putus asa. Pada saat anak mencapai usia tiga tahun mereka sudah menumbuhkan beberapa sikap toleransi untuk mengatasi hal tersebut. Mereka juga sudah dapat mengembangkan beberapa sikap pengendalian diri; mereka tidak bereaksi terhadap setiap dorongan hati. Perkembangan emosi berkaitan dengan pengendalian diri, apa yang disukai dan yang tidak disukai.

Pada usia dua sampai empat tahun, karakteristik emosi anak muncul pada ledakan amarahnya atau temper tantrums (Elizabeth B. Hurlock, 1978). Anak yang berusia tiga dan empat tahun menyenangi kejutan-kejutan dan juga peristiwa roman.Mereka memerlukan keamanan dengan mengetahui bahwa ada suatu struktur dalam kehidupan sehari-hari.Anak yang berusia tiga dan empat tahun juga sudah mulai menunjukkan selera humor. Pada usia lima sampai enam tahun anak mulai matang dan mulai menyadari akibat-akibat dari emosinya. Ekspresi emosi anak dapat berubah secara drastis dan cepat, contohnya baru saja anak menangis tetapi setelah beberapa menit kemudian anak bisa gembira lagi karena mendapatkan hiburan dari orang yang mengendalikan emosinya.

Anak-anak yang berusia tujuh dan delapan tahun mulai mencoba kembali untuk memperoleh kendali yang lebih baik lagi dari tanggapan emosional mereka.Mereka mulai menyadari kondisi di dunia dan lebih menaruh perhatian terhadap cerita-cerita baru yang mereka lihat di televisi atau yang mereka dengar dari bahan diskusi orang-orang dewasa.

Anak yang berusia tujuh dan delapan tahun mulai menunjukkan ketekunan di dalam usaha yang mereka lakukan untuk mencapai tujuan mereka.Ini sering menyebabkan orang tua mereka menjadi kesal dimana ketika anak meminta orang tua untuk melakukan suatu hal secara berulang kali. Pada usia ini anak-anak mengembangkan sikap empati yang lebih memperkenalkan diri kepada orang lain dan juga merasa bersalah ketika mereka melukai orang lain, baik secara fisik ataupun emosional. Mereka mencoba untuk menimbulkan rasa nyaman terhadap keluarga atau teman tanpa diminta untuk melakukannya.

Sedangkan pola emosi remaja juga hampir sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis emosi yang secara normal sering dialami remaja adalah kasih sayang, gembira, amarah, takut dan cemas, cinta, cemburu, kecewa, sedih dan lain-lain.Perbedaannya terletak pada macam dan derajat rangsangan yang membangkitkan emosi dan pola pengendalian yang dilakukan individu terhadap emosinya.

Hurlock membagi ciri-ciri emosional remaja dalam dua rentang usia, yaitu usia 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun.

Adapun ciri-ciri emosional remaja berusia 12-15 tahun adalah sebagai berikut :

Cenderung bersikap pemurung. Sebagian disebabkan karena perubahan biologis dalam hubungannya dengan kematangan seksual dan sebagiannya lagi karena kebingungannya dalam menghadapi orang dewasa. Karena kemurungan, hal ini dapat memicu terjadinya suasana hati yang depresi yang lebih banyak dialami oleh perempuan.

Ada kalanya bersikap kasar dalam menutupi kekurangannya dalam hal percaya diri.

Ledakan-ledakan kemarahan sering terjadi sebagai akibat dari kombinasi ketegangan psikologis, ketidakstabilan biologis dan kelelahan karena bekerja yang terlalu keras atau pola makan yang tidak tepat ataupun tidur yang kurang cukup.

Cenderung berperilaku tidak toleran terhadap orang lain dengan membenarkan pendapatnya sendiri.
Mengamati orang tua dan guru secara lebih objektif dan mungkin marah apabila tertipu dengan gaya guru yang bersifat sok tahu.

Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun adalah sebagai berikut :

Sering memberontak sebagai ekspresi dari perubahan dari masa kanak-kanak ke dewasa
Dengan bertambahnya kebebasan, banyak remaja yang mengalami konflik dengan orang tuanya.         Mereka mengharapkan perhatian, simpati dan nasihat orang tua.
Sering melamun untuk memikirkan masa depannya.

Banyak remaja yang tidak dapat mengelola emosinya secara lebih efektif.Sebagai akibatnya mereka rentan mengalami depresi, kemarahan, kurang mampu meregulasi emosinya yang selanjutnya dapat memicu munculnya berbagai masalah seperti kesulitan akademis.

Ciri-ciri emosi yang dapat dibedakan antara emosi anak dan emosi orang dewasa adalah sebagai berikut :

Emosi Pada Anak Emosi Pada Orang Dewasa
Berlangsung singkat dan berakhir tiba-tiba Berlangsung lebih lama dan berakhir dengan lambat
Terlihat lebih hebat dan kuat Terlihat lebih hebat atau kuat
Bersifat sementara atau dangkal Lebih lama
Lebih sering terjadi Jarang terjadi
Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya Sulit diketahui karena lebih pandai menyembunyikannya

B. Aspek-aspek Kecerdasan Emosi
Hurlock mengatakan bahwa kecerdasan emosioanal adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Kecerdasan emosi adalah kecerdasan yang dimiliki seseorang yang dapat mengendalikan emosinya, menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari.

Aspek-aspek kecerdasan emosi adalah sebagai berikut :

1. Pengelolaan diri
Mengandung arti bagaimana seseorang mengelola diri dan perasaan-perasaan yang dialaminya dan tahan terhadap frustasi.
2. Kemampuan untuk memotivasi diri
Kemampuan ini berguna untuk mencapai tujuan jangka panjang untuk mengatasi setiap kesulitan yang dialami bahkan untul mekegakan kegagalan yang terjadi.
3. Empati
Empati ini dibangun dari kesadaran diri dengan memposisikan diri senada, serasa dengan emosi orang lain akan membantu untuk memahami perasaan orang lain tersebut.
4. Keterampilan sosial
Merupakan keterampilan yang dapat dipelajari seseorang semenjak kecil mengenai pola-pola berhubungan dengan orang lain.


C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi

Sejumlah penelitian tentang emosi menunjukkan bahwa perkembangan emosi terutama bagi remaja sangat dipengaruhi oleh faktor kematangan dan faktor belajar (Hurlock). Kematangan dan belajar terjalin erat satu sama lain dalam mempengaruhi perkembangan emosi. Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan berpikir kritis untuk memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti dan menimbulkan emosi terarah pada satu objek.Demikian pula kemampuan mengingat dan menghapal mempengaruhi reaksi emosional. Dengan demikian remaja menjadi reaktif terhadap rangsangan yang tadinya tidak mempengaruhi mereka pada usia yang lebih muda.

D. Timbulnya Emosi

Emosi timbul karena adanya stimuli pembangkit emosi.Dengan demikian emosi bukan peristiwa keseluruhan sampai timbulnya perasaan dan dorongan serta terjadinya sambutan-sambutan fisis dan fisilogis lewat pekerjaan susunan saraf yang berlangsung secara otomatis.Untuk dapat terjadi peristiwa timbulnya emosi, stimuli harus dihubungkan dengan minat dan kehendak. Sebagai contoh, jika seseorang mengarahkan minatnya terhadap seorang individu, benda atau situasi maka akan terjadilah kemungkinan reaksi potensi emosi sehingga ia distimuli oleh hal-hal tersebut dimana ia menaruh perhatian.

Suatu stimuli yang membangkitkan satu emosi tidak dapat menimbulkan emosi yang lainnya dalam waktu yang sama. Tetapi stimuli yang satu itu dapat saja membangkitkan emosi-emosi yang berbeda dan bahkan berlawanan pada waktu-waktu yang berlainan.

E. Bagaimana cara seseorang dalam mengendalikan emosi?

            Contoh aktivitas yang dapat membantu anak-anak dalam perkembangan emosinya :
Mintalah anak untuk menggambarkan suatu situasi di mana rasa frustasi dan kemarahan seharusnya ditangani dengan sewajarnya
Menggunakan boneka sebagai model yang tepat dalam pemberian respons terhadap emosi
Membantu anak-anak belajar untuk mengakui tentang suatu hal dan memberi label terhadap perasaan mereka sendiri
Memilih literatur di mana setiap karakter bereaksi dengan emosi yang sewajarnya dan mendiskusikan bagaimana mereka merasakan dan juga bagaimana mereka bertindak
Memberikan rasa empati bagi anak-anak yang merasa ketakutan dan juga yang membutuhkan perhatian
Izinkan anak-anak untuk berbagi lelucon mereka, hargai setiap tahapan perkembangan rasa humor mereka.
Sedangkan ada beberapa tahap atau cara untuk mengendalikan emosi seseorang khusunya bagi remaja dan dewasa. Seseorang harus mampu untuk tetap terbuka untuk rasa menyenangkan ataupun tidak menyenangkan, mampu melibatkan diri atau menarik diri secara reflektif dari suatu emosi dan mendasarkan pada pertimbangan informasi dan kegunannya. Berikutnya, seseorang harus mampu memantau emosi secara reflektif dalam hubungan diri sendiri dan dengan orang lain. Selalu berpikir positif dan merefleksikan hanya untuk meluapkan amarah saja dan tidak untuk mendendam.

F. Kesimpulan
Dengan perbedaan emosi antara anak-anak sampai dewasa, kita bisa melihat bagaimana seseorang memperlihatkan emosinya maupun yang hanya diam ataupun yang berlebihan sekalipun emosi tersebut merupakan kemarahan atau kegembiraan.Apabila masih anak-anak emosi yang diperlihatkan cenderung lebih sering terjadi dan berlangsung singkat atau cepat reda, karena biasanya anak kecil lebih gampang terhibur dan melupakan kemarahan atau rasa emosi yang mereka alami.Berbeda dengan remaja atau orang dewasa yang terkadang suka membendung emosinya sampai waktu yang lama dan sulit untuk diluapkan.danpandai menyembunyikannya, yang terkadang dapat membuat mereka stres atau sakit.

Emosi itu sendiri sebenarnya melibatkan dua hal yang penting yaitu psikologis dan fisik.Hal ini dapat dilihat dari reaksi fisik seseorang yang disertai dengan penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik serta tingkah laku yang tampak.
Orang yang mampu menghadapi frustasinya, mampu memotivasi diri dan mampu mengendalikan diri adalah orang yang mempunyai kecerdasan emosional. Dia mampu juga merasakan empati dan bersikap senada pula bagi orang yang sedang mengalami emosi dan berusaha mengendalikan emosi orang lain tersebut. Sifat ini baik untuk dimiliki seseorang agar tidak mudah menghadapi stres atau kesulitan dan frustasi di dalam hidup.

G. Saran

Bagi anak usia dini yang sudah berusia dua sampai lima tahun, emosi mereka mulai tidak terkontrol dan bersifat memaksa, untuk itu bagi kita para pendidik dan orang tua harus pintar dalam menghadapi emosi si anak dengan cara memberikan perhatian fokus kepada anak dengan lemah lembut tetapi tidak memanjakannya. Apabila hal tersebut masih membuat si anak tidak bisa mengkontrol emosinya, sebaiknya kita abaikan saja dan dengan tegas kita mengatakan bahwa kita sebagai orang tua tidak menyukai tingkah laku anak yang seperti itu, maka anak akan mengerti dan merasa lelah sendiri atas apa yang ia lakukannya itu.

Semakin lama anak akan beranjak dewasa dan semakin mengerti bagaimana ia harus memposisikan emosinya. Sebaiknya kita harus mengajarkan kepada si anak sedari dini untuk bisa menjaga emosinya dan tidak meraung-raung atau malah melakukan aktivitas fisik seperti membenturkan kepala ke dinding atau malah memaki-maki.Karena hal tersebut merupakan hal yang buruk dan hanya memalukan diri sendiri apabila dilakukan di keramaian umum. Berilah pelajaran-pelajaran kecerdasan emosi kepada anak sedari dini agar ketika ia sudah dewasa nanti, ia bisa mengendalikan dirinya dari emosi dan dapat bersikap empati terhadap orang lain.


Share:

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Pages

Blog Archive

Translate

Text Widget

Copyright © ILMU KESEHATAN | Powered by Blogger Design by PWT | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com